spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Setelah Batu Bara, Kini CPO Jadi Primadona Ekspor Kaltim

Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus meroket sepanjang tahun ini. Pada September 2021, harga komoditas bahan baku minyak goreng itu membuat rekor di Kaltim. Ekspor CPO pun mengalami peningkatan.

Berdasarkan data dari bursa Malaysia, pada Selasa, 26 Oktober 2021, harga CPO mencapai 5.244,00 RM (Ringgit Malaysia) per ton. Harga tersebut naik 1,08 persen dibandingkan pada Jumat, 22 Oktober 2021. Dibandingkan lagi dengan awal tahun ini, harga CPO naik 1,6 kali lipat.

Kenaikan harga CPO juga terjadi di Bumi Etam. Dinas Perkebunan Kaltim mencatat, harga CPO pada September 2021 adalah Rp 11.436,49 per kilogram. Harga ini disebut yang tertinggi sepanjang sejarah provinsi ini berdiri. Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Ujang Rachmad mengatakan, tren kenaikan yang terjadi sejak awal tahun karena penawaran dan permintaannya juga meningkat.

“Betul, sepanjang tahun ini harganya naik terus. Ini berkaitan supply dan demand,” kata Ujang Rachmad kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com, Selasa, 26 Oktober 2021.

Pembina Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Kaltim, Azmal Ridwan, menjelaskan, kenaikan harga CPO ini karena permintaan CPO pada 2020 mengalami penurunan. Ketika permintaan CPO pada tahun ini mengalami peningkatan, produksi CPO tidak mengiringinya. Inilah yang disebut hukum supply dan demand.  “Jadi, permintaan ekspor Kaltim lagi tinggi tapi produksi sama, maka harganya tinggi,” jelas Azmal.

Bedasarkan data Bank Indonesia tentang Laporan Perekonomian Kaltim Agustus 2021, minyak kelapa sawit merupakan komoditas terbesar kedua yang diekspor Kaltim dengan 13,69 persen pada medio Januari-Agustus 2021. Adapun yang tertinggi adalah batu bara dan migas yakni 78,41 persen.

Azmal menyebut, Tiongkok dan India menjadi negara tujuan ekspor CPO terbesar dari Kaltim. Pajak impor kelapa sawit di India pun turun, dari sebelumnya 15 persen menjadi 10 persen yang berlaku sejak 30 Juni sampai 30 September 2021. Walhasil, secara nasional, ekspor CPO ke India melonjak 4,1 kali lipat, dari 231.200 ton pada Juli 2021, menjadi 958.500 ton pada Agustus 2021.

Sementara Tiongkok, berdasarkan data BI, merupakan pangsa terbesar CPO dari Kaltim dengan total 47 persen. Pada triwulan II, volume ekspor CPO ke negara tersebut tercatat tumbuh 189,24 persen year on year (yoy). Melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 239,70 persen yoy.

Azmal memprediksi, peningkatan ekspor kelapa sawit dari Kaltim berlangsung sampai akhir tahun ini. “Peningkatan ini juga masih bersamaan dengan peningkatan harga,” tandasnya. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti