BALIKPAPAN – Korban kasus arisan online di Balikpapan mendatangi Polda Kaltim, Kamis (17/11/2022). Kedatangan mereka menanyakan sudah sejauh mana laporan mereka ditangani pihak Polda Kaltim, dalam hal ini Direktorat Kriminal Khusus (Ditkrimsus). Pasalnya, sudah hampir satu tahun belum ada kabar perihal laporan yang diajukan 6 korban itu.
Salah seorang korban, Hanny mengaku rugi Rp 75 juta akibat penipuan berkedok arisan online itu. Jika ditotal dengan 5 pelapor lainnya, jumlah kerugian mencapai Rp 1 miliar.
“Saya belum pernah dapat keuntungan seperti yang disepakati,” ujarnya.
Hanny yang datang didampingi kuasa hukum Areston Dayano menjelaskan, hingga saat ini proses hukum terhadap terlapor belum memuaskan. Padahal, kasus ini dilaporkan sejak November 2021, tapi sampai saat ini tak kunjung ada penetapan tersangka. “Karena kenal dengan terlapor. Sering ketemu, seolah tidak terjadi apa-apa,” jelasnya.
Sementara Areston mempertanyakan kemajuan laporannya karena sudah setahun belum ada perkembangan berarti. Sementara terlapor yang diduga sebagai dalang arisan online, masih bebas dan belum menerima konsekuensi hukum.
“Kami meminta, paling tidak terlapor sudah ditetapkan DPO. Kami meminta terlapor segera ditangkap,” tambah Areston.
Sementara itu Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Yusuf Sutejo saat dikonfirmasi mengatakan, kasus ini sudah dalam penanganan Ditkrimsus Polda Kaltim, dan proses penyelidikannya masih terus berjalan. “Sementara ini masih dalam penyelidikan. Nanti, jika ada update, akan kami kabarkan kembali,” ujar Yusuf.
Yusuf menegaskan jika proses hukum yang dilaporkan terlapor dalam hal ini dugaan arisan bodong tidak berhenti. “Enggak, terus. Masih sama Ditkrimsus, enggak mungkin berhenti begitu saja,” tegasnya. (Bom)