TARAKAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tarakan menemukan 30 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di sepanjang April 2024. Hal itu disampaikan Kepala Dinkes Kota Tarakan, dr.Devi Ika Indriarti belum lama ini.
Ia menerangkan, kasus DBD meningkat dipicu karena musim hujan yang terjadi belakangan ini. Devi pun meminta masyarakat waspada dan menerapkan gerakan 3M.
Dijelaskannya, gerakan 3 M di antaranya menguras, menutup dan mengubur. Upaya pencegahan dan pengendalian ini merupakan salah satu bentuk tindakan untuk memutus rantai penularannya dengan cara memberantas jentik nyamuk penularannya.
“Kemudian masyarakat kalau anaknya demam, termasuk orangtua batuk pilek, sudah minum obat harus tetap segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan,” katanya.
Adapun 40 kasus DBD ini, lanjut Devi, merupakan data pada tanggal 1 hingga 15 April 2024. “Belum sampai akhir April 2024. Kemudian data Maret tercatat sekitar 40-an, Februari juga di kisaran 40-an kasus,” ungkapnya.
Menurutnya, kesadaran masyarakat melakukan gerakan 3M perlu ditingkatkan. Selama ini masyarakat hanya berharap pada fogging untuk membunuh nyamuk dewasa. Padahal, hal tersebut tidak bisa menjamin untuk membunuh jentik.
“Pola hidupnya. Sebenarnya angka kasus DBD itu berbanding lurus dengan angka bebas jentik. Angka bebas jentiknya masih rendah di Tarakan. Karena sayang orang membuang air, tapi tidak mau juga kasih abate ke airnya,” ujarnya.
Membunuh jentik bisa dilakukan dengan memelihara ikan. Devi menambahkan, untuk penampungan yang dimiliki warga disarankan ditutup.
“Jangan tampung lama-lama karena pasti ada jentiknya nanti kalau gak dikasih abate. Harus rutin dicek. Jangan terlalu besar wadahnya karena sayang buang airnya,” bebernya.
Penampungan bisa ditutup rapat menggunakan jaring,” sambungnya. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika