BALIKPAPAN – Hampir 90 persen bahan pangan Kota Balikpapan berasal dari daerah luar, yaitu Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi. Sementara itu, sektor pertanian di Kota Balikpapan sangat minim, terutama saat ini dengan banyaknya pembangunan infrastruktur dan pengaspalan hampir di setiap wilayah Kota Balikpapan.
Ketua Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Suwanto, mengakui bahwa sektor pertanian di Kota Balikpapan sangat minim. Seharusnya, jika sektor pertanian mendapat perhatian lebih, maka sektor ini dapat menjadi pondasi dalam ketahanan pangan di Kota Balikpapan.
“Ini untuk menciptakan komoditas lokal, terutama di Kota Balikpapan. Jangan hanya melakukan pengaspalan tanpa memperhatikan sektor pertanian,” ucapnya, Jumat (28/4/2023).
Lebih lanjut, Suwanto menjelaskan bahwa saat ini, masyarakat Kota Balikpapan telah diberikan edukasi untuk memanfaatkan pekarangan rumah mereka sebagai lahan pertanian, agar dapat dijadikan sebagai sumber ketahanan pangan bagi keluarga maupun masyarakat setempat.
“Kita dapat memanfaatkan pemukiman warga sebagai lahan pertanian skala kecil, untuk memenuhi kebutuhan ketahanan pangan bagi keluarga maupun masyarakat setempat,” jelasnya.
Diketahui bahwa tidak semua jenis tanaman dapat tumbuh di lahan pertanian di Kota Balikpapan, dan lahan yang tersedia juga sangat terbatas. Namun, saat ini masyarakat mulai menanam bahan pangan dengan menggunakan metode hidroponik.
“Dengan memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan pertanian, kita dapat menekan inflasi kebutuhan pangan di Kota Balikpapan,” tambahnya.
Masyarakat juga dapat berinovasi dengan menghasilkan produk pertanian di Kota Balikpapan, seperti halnya pepaya mini yang sebelumnya pernah terjual baik di tingkat lokal maupun internasional, sehingga produk ini dapat dihidupkan kembali. (ADV/DPRD Balikpapan/Bom)