SANGATTA – Curah hujan tinggi sejak 3 hari lalu di sejumlah wilayah di Sangatta mengakibatkan aliran sungai meluap hingga ke pemukiman warga. Berdasarkan pantauan media ini Senin (6/12/2021), volume air yang semakin meningkat mengakibatkan beberapa RT di Sangatta Selatan terendam banjir dan tak kunjung surut. Salah satunya di Gang Margo Rukun, dimana ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.
Selain melumpuhkan aktivitas warga, yang tak kalah berbahaya adalah munculnya buaya di pemukiman warga. Hal itu dibuktikan dengan beredarnya foto yang diunggah warga di media sosial. Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang mengingatkan, warga untuk menghindari aktivitas di luar rumah selama banjir berlangsung. Warga juga disarankan tidak beraktivitas di lokasi tempat munculnya buaya.
“Harus ada pengawasan untuk anak-anak agar tidak main air. Karena banyak bahaya yang mengancam. Selain menimbulkan penyakit, buaya yang lapar tiba-tiba muncul menerkam,” katanya. Orang nomor dua di Kutim itu juga mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap potensi terjadinya bencana.
Ketika potensi bencana bisa terdeteksi sejak awal, kata Kasmidi, paling tidak bisa dilakukan antisipasi sejak dini. Supaya tidak sampai mengakibatkan kerusakan parah atau korban jiwa dan materi yang lebih besar.
Saat hujan turun, lanjutnya, warga yang tinggal di daerah rawan bencana sebaiknya mengungsi ke tempat aman. Terutama mereka yang tinggal di daerah berpotensi banjir, miring atau berdekatan dengan tebing.
“Untuk warga agar selalu waspada. Saya bersama Pak Bupati meminta BPBD dan Dinsos untuk selalu siap, karena dua dinas itu yang bersinggungan langsung ketika terjadi bencana,” sebutnya.
Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Timur (Kutim) berupaya menanggulangi banjir yang merendam beberapa wilayah di Sangatta. Selain menyelamatkan warga, petugas BPBD juga memberikan pemahaman kepada warga agar tidak panik saat melihat buaya.
Kepala BPBD Kutim, Syafrudin melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Awang Ari Jusnanta mengatakan, reptil tersebut memanfaatkan genangan banjir untuk menjelajahi area berbeda untuk mencari makan. Oleh karenanya, sewaktu-waktu hewan itu dapat menerkam manusia.
“Tapi mereka sangat mudah untuk menjauh. Selama Anda tidak berada di air atau berdiri di pinggiran, Anda pasti baik-baik saja,” sebutnya.
Awang Ari menambahkan, tim BPBD sudah berada di lapangan untuk meninjau lokasi terdampak banjir. “Dari pantauan kami, ketinggian air diperkirakan 50 sentimeter,” ungkapnya.
Selain itu, tim penanggulangan bencana akan memantau ketinggian air sungai untuk memastikan penetapan tingkat kerawanan banjir. Pasalnya, wilayah-wilayah yang digenangi banjir termasuk daerah aliran sungai (DAS). “Kita terus pantau ketinggian airnya. Jika debit air bertambah, maka kita akan imbau warga untuk siaga satu,” ucapnya.
Koordinasi antarlokasi terus dilakukan untuk menyediakan segala aksi penanggulangan jika terjadi banjir yang lebih besar. “Teman-teman di lokasi terus siaga dan memantau lapangan untuk melakukan aksi-aksi yang diperlukan masyarakat,” tutupnya. (ref)