spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sambut Pemindahan IKN, PPU Perlu jadi Kota Jasa dan Pariwisata

PPU – Sebagai serambinya Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara (PPU) perlu bertransformasi menjadi daerah yang maju. Salah satunya yang perlu dilakukan ialah dengan menjadi kota jasa.

Keberadaan IKN diyakini akan mendatangkan banyak keuntungan untuk PPU. Mulai kemajuan dalam hal infrastruktur hingga perekonomian yang akan kian terangkat.

Di samping posisi PPU sebagai kota penyangga juga akan diminati oleh investor. Bakal Calon Bupati PPU Mudyat Noor mengatakan, adanya IKN membuat PPU akan mengalami peningkatan infrastruktur.

“Pasti harus, dilakukan seperti pembenahan jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya. Sehingga bisa memudahkan akses dan mobilitas, serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” ungkapnya, Minggu (18/8/2024).

Menurutnya, kehadiran IKN akan membawa investasi besar-besaran, yang berpotensi menciptakan lapangan kerja. Serra mendukung pertumbuhan sejumlah sektor seperti konstruksi, real estate, dan jasa.

Hal itu tentu mampu mendorong perkembangan usaha kecil dan menengah (UKM) lokal. Tak hanya itu, pembangunan ibu kota negara baru akan membawa peningkatan fasilitas pendidikan dan kesehatan di PPU.

Itu akan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat setempat. Dengan akses yang lebih baik ke layanan-layanan dasar.

“Yang tak kalah menarik adalah IKN tentu bisa mendatangkan banyak wisatawan. Baik domestik maupun internasional. Tapi tetap, PPU mesti membenahi kembali destinasi-destinasi wisata. Sehingga lebih diminati untuk didatangi,” jelas Mudyat.

Mantan anggota DPRD Kaltim itu menyebut, sejumlah lokasi wisata di PPU memiliki potensi untuk dikembangkan. Seperti Pantai Nipah-Nipah yang jadi andalan warga sekitar maupun warga yang data ke PPU.

Selain itu ada wisata Pulau Gusung. Di mana wisata itu menawarkan pantai yang indah dengan air laut yang biru jernih, sangat cocok untuk aktivitas air.

“Terumbu karang di sekitar situ juga masih ada yang terjaga. Bisa untuk aktivitas snorkeling, berenang, atau mancing,” katanya.

Menurutnya, PPU juga punya wisata mangrove yang bagus. Sehingga keberadaannya bisa mendatangkan lebih banyak wisatawan.

“Kalau ibu kota negara sudah benar-benar pindah ke IKN, warga di sana pasti akan melirik PPU untuk jadi destinasi wisata. Maka PPU harus kita persiapkan,” jelasnya.

Mudyat menilai, untuk mengembangkan itu semua, PPU memang masih memiliki sejumlah tantangan. Seperti infrastruktur jalan beberapa wilayah di kabupaten pecahan Paser itu masih kurang memadai.

Terutama di daerah pedalaman. Transportasi umum juga masih terbatas. Sehingga mobilitas antar wilayah menjadi sulit.

Selain itu, pendidikan dan keterampilan di PPU masih perlu ditingkatkan untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten serta mampu bersaing di era modern. Terutama dengan kedatangan IKN.

“Kita bisa bikin program pelatihan dan keterampilan sesuai keperluan pasar. Seperti sektor pariwisata, jasa, dan industri,” tegas Mudyat.

Dengan PPU yang menjadi kota jasa dan pariwisata setelah adanya IKN, maka kabupaten ini tidak hanya bergantung dari sektor pertanian, perkebunan, dan pertambangan saja.

“Kalau ini semua berjalan, akan meningkatkan daya tarik investasi. Jadi akan lebih mudah menarik investor. Baik dari dalam maupun luar negeri,” terangnya.

Mudyat meyakini keberadaan IKN sangat memberikan dampak positif kepada PPU maupun Kaltim. Sehingga pemindahan ibu kota baru itu mesti didukung.

“Sebagai warga, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan PPU sebagai kawasan IKN. Ini berkah. Jadi harus didukung,” tutupnya. (*SBK)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti