SAMARINDA – Informasi baru dari kasus pembunuhan Juwanah alias Julia (25) kembali diungkap kepolisian Samarinda. Menurut Wakapolresta Samarinda AKBP Eko Budiarto, sebelum Julia ditikam dua kali di punggung, pelaku RN (25) terlebih dahulu memiting leher korban dengan tangan kanan.
Karena korban terus berontak, tubuhnya kemudian diduduki pelaku. Dalam kondisi inilah, sopir perusahaan sekuritas di Samarinda itu menikam punggung korban dua kali. “Pelaku mengambil pisau dari kantung pintu mobil (cup holder) kemudian langsung menikam korban,” kata Eko Budianto, dalam keterangan resminya, Senin (27/9/2021).
Walau sudah ditikam RN, lanjut Eko, wanita cantik ini terus melawan. Menurut keterangan pelaku kepada penyidik, korban sempat menendang hingga mengenai kaca depan mobil. Tindakan ini dibalas RN dengan melancarkan dua kali tusukan lanjutan kearah dada, hingga membuat korban sekarat.
Begitu korban diam, RN lantas mengendarai mobil kembali. Namun, karena posisi korban saat itu bersandar pada bahu pelaku dengan berlumuran darah, RN memutuskan menghentikan laju mobil lagi. Agar korban terlihat duduk tegak di kursi samping sopir, RN kemudian mengikat leher dan badan korban dengan tali rapia.
Setelah itu, RN kembali mengendalikan mobil hingga sampai di tempat sepi di Jl Eks Projakal Km 8 Trans Samarinda-Kutai Kartanegara, Loa Lepu, Tenggarong Seberang. Tubuh korban lantas dikeluarkan dari mobil, untuk kemudian dibawa 10 meter dari pinggir jalan.
Eko menambahkan, motif RN membunuh Julia karena ingin merampas harta benda wanita beranak satu asal Kutim itu. Dipastikan juga, pengakuan pelaku bahwa dia punya hubungan asmara dengan pelaku hanya dalih belaka.
Dari tangan RN, penyidik menyita berbagai perhiasan, uang Rp 500 ribu, 2 unit ponsel terbaru merek Apple, mobil, pisau dapur yang digunakan untuk membunuh berikut pakaian yang dikenakan korban. “Semua perhiasaan korban dijual pelaku seharga Rp 12 juta, rapi uangnya belum dipakai,” ungkap Wakapolres.
RN yang dihadirkan dalam konferensi pers, membenarkan memang tak punya hubungan asmara dengan korban. Ia mengaku, niat untuk membunuh Juwanah seketika muncul. Disaat dirinya diminta oleh korban untuk mengantarkan bertemu nasabah.
“Saya (membunuh) saat mengantar (korban) tugas bertemu nasabah. Korban yang saat itu minta diantar. Niat langsung muncul, karena ada keperluan ekonomi,” tuturnya.
Setelah membunuh Juwanah, sempat ada muncul niatan RN untuk memperkosa. Namun hal itu tidak jadi dilakukannya, lantaran takut bila kejahatannya diketahui orang. “Tidak ada (suka), cuman mau ambil barangnya. Sempat ingin memperkosa tapi tidak jadi,” ucapnya. “Pisau saya beli harga Rp 18 ribu, saya beli baru berangkat. pisau saya simpan di dashboard samping saya,” sambungnya.
RN mengatakan setelah menikam korban sebanyak tiga kali korban masih hidup. Lalu membuang korban yang dalam keadaan sekarat ke semak belukar di Jalan Poros Samarinda-Tenggarong.
“Seingat saya tiga kali (tikam). Alasannya buang kesana biar tidak ketahuan. Korban sempat melawan, makanya kaca sempat pecah. Kalau tali rafia saya gunakan untuk ikat korban di jok supaya tetap tegak,” imbuhnya.
Setelah membuang Juwanah, RS sempat pergi ke Tenggarong untuk mengisi bensin. Namun dia kembali ke lokasi pembuangan tersebut, guna memastikan Juwanah benar-benar sudah tidak bernyawa lagi.
“Ke Tenggarong ngisi bensin, saya sempat cek lagi sudah meninggal, Habis itu saya pulang ke rumah aja. Besoknya mobil saya cuci sendiri. Sama perusahaan saya bilang kaca mobil pecah karena terkena batu,” tuturnya.
Setelah membunuh Juwanah, RN sempat turun kerja seperti biasa. Namun dia tidak lagi turun kerja karena takut. Ia mengaku bahwa dirinya sudah dua kali didatangi oleh arwah Juwanah. “Saya pernah didatangi (arwah) korban dua kali di rumah, pas lagi tidur. Kepada keluarga korban, saya minta maaf dan menyesal. Saya mohon maaf atas segala perbuatan saya ke pelaku,” tuturnya. (jai/red)