SAMARINDA – Dua siswi SMAN 2 Samarinda, Refa Marsilea Crenata dan Adinda Qolbian Mahmudah, menciptakan inovasi plester hidrogel berbasis ekstrak bawang dayak.
Karya tulis mereka yang berjudul “Inovasi Pengaplikasian Biopolimer HPMC (Hydroxypropyl Methyl Cellulose) dalam Formulasi Plester Hidrogel Berbasis Ekstrak Bawang Dayak” diikutsertakan dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Biomedical Engineering Competition (BMEC) 2024.
Inovasi ini bertujuan untuk mengembangkan plester hidrogel HPMC sebagai pembawa ekstrak etanol bawang dayak, yang memiliki potensi antiinflamasi. Refa menjelaskan, biomaterial seperti hidrogel banyak digunakan untuk mendukung fungsi organ tubuh yang rusak.
“Hidrogel adalah jaringan polimer yang menyerap banyak air, memiliki biokompatibilitas tinggi, dan efisien dalam penggunaannya,” ujar Refa dalam keterangannya pada Media Kaltim, Selasa (5/11/2024).
Adinda menambahkan, biomaterial yang ideal harus biokompatibel, memiliki sifat mekanis yang sesuai, serta dapat terurai secara alami. “HPMC adalah biopolimer semi-sintetik yang cocok untuk aplikasi medis karena stabil dan memiliki viskositas ideal,” tambahnya.
Bawang dayak (Eleutherine palmifolia), tanaman khas Suku Dayak, digunakan dalam inovasi ini karena kandungan flavonoidnya yang tinggi, yang efektif sebagai agen antiinflamasi. Plester hidrogel berbasis HPMC dan ekstrak bawang dayak ini diuji melalui uji in vitro, meliputi uji pH, viskositas, daya lekat, dan fleksibilitas.
“Hasil uji menunjukkan bahwa plester ini memiliki karakteristik fisik yang baik, daya lekat kuat, dan fleksibilitas tinggi, sehingga efektif sebagai plester antiinflamasi,” jelas Refa.
Plester hidrogel ini diharapkan menjadi solusi medis untuk mengatasi luka dan peradangan dengan bahan alami. Penelitian ini juga berpotensi mendukung inovasi di bidang biomaterial berbasis lokal.
Pewarta : Nicha R
