JAKARTA — Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) periode 2019-2024, Nadiem Anwar Makarim, mengakhiri masa jabatannya dengan merefleksikan perjalanan Kebijakan Merdeka Belajar.
Nadiem menjelaskan kebijakan ini merupakan terjemahan dari cita-cita yang terangkum dalam Nawacita, dengan prinsip-prinsip yang diwariskan oleh Ki Hajar Dewantara.
“Merdeka Belajar berlandaskan pendidikan yang berpusat kepada anak, yang mengedepankan penguatan karakter, menjunjung nilai-nilai kebhinekaan, serta menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan,” kata Nadiem, Senin (21/10/2024).
Ia menekankan bahwa inklusivitas dalam akses dan kualitas pendidikan adalah prioritas, dengan tujuan memberikan kesempatan lebih besar kepada anak-anak dari keluarga tidak mampu untuk meraih pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.
Penggunaan teknologi juga disebut sebagai pendorong utama akselerasi pencapaian berbagai target pembangunan pendidikan, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, lanjut Nadiem, telah memperkuat hubungan antara dunia akademik, industri, dan masyarakat, serta melahirkan inovasi yang berkontribusi pada tercapainya kampus-kampus berkelas dunia.
Di sektor kebudayaan, Nadiem menyebut penguatan ekosistem kebudayaan nasional sebagai salah satu capaian besar selama periode kepemimpinannya. Melalui program-program seperti revitalisasi bahasa daerah dan gotong royong seniman serta pelaku budaya, Kemendikbudristek berusaha melestarikan dan memajukan kekayaan budaya Indonesia, sesuai dengan amanat Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan.
Namun, perjalanan Merdeka Belajar tidak terlepas dari tantangan besar, terutama saat pandemi COVID-19 melanda.
“Sekolah dan kampus harus ditutup, museum serta sanggar seni berhenti beroperasi. Namun, di tengah kesulitan itu, kami bekerja keras memastikan pembelajaran tetap berlangsung dan para pekerja seni tetap mendapatkan penghidupan,” ungkap Nadiem.
Kebijakan-kebijakan seperti kurikulum darurat dan bantuan untuk pelaku budaya diimplementasikan dengan cepat, memanfaatkan teknologi sebagai sarana utama.
Nadiem juga mengucapkan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah bekerja sama, mulai dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, hingga para kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidikan, yang turut berperan dalam pemulihan pendidikan pasca-pandemi.
“Berkat kerja keras dan gotong royong ini, kita tidak hanya berhasil pulih dari pandemi, tetapi juga mengatasi learning loss, yang diakui oleh dunia internasional,” tuturnya.
Lebih jauh, Nadiem menyampaikan seluruh perjalanan dan capaian Merdeka Belajar dituangkan dalam buku Memorandum Akhir Jabatan, yang akan menjadi bahan pembelajaran bagi Menteri selanjutnya. Ia berharap kebijakan-kebijakan yang telah terbukti berdampak positif akan terus dilanjutkan oleh pemerintahan yang baru.
“Visi kita tetap sama, yaitu memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dan menjadi pemilik dari kebudayaan kita. Itu hanya bisa tercapai jika kita terus menjunjung prinsip tata kelola yang akuntabel dan berintegritas,” pungkasnya.
Pewarta : Nicha R