SAMARINDA – Warga Jembatan Ulin, Kelurahan Sempaja Selatan, khususnya di RT 33 dan RT 31, mengeluhkan kondisi jembatan kayu ulin yang menjadi satu-satunya akses menuju permukiman. Jembatan ini kini semakin miring dan dikhawatirkan membahayakan keselamatan warga yang melintasinya.
Ketua RT 33, Aji Mulyati, menyampaikan bahwa jembatan kayu ini sering diperbaiki secara swadaya oleh warga, namun hanya bertahan satu hingga dua bulan sebelum kembali rusak. “Jalan ini satu-satunya akses. Jika rusak, warga kesulitan untuk keluar masuk,” kata Mulyati, Rabu (9/10/2024).
Warga berharap adanya perhatian serius dari pemerintah terkait perbaikan jembatan ini. Bantuan pemerintah selama ini, melalui program probobaya dengan alokasi dana sekitar 100 juta rupiah, dinilai belum mencukupi kebutuhan.
Mulyati menyebut bahwa perbaikan yang lebih permanen membutuhkan anggaran sekitar 300 juta rupiah. “Dana yang ada tidak cukup untuk membangun jembatan yang lebih kokoh, agar kendaraan bisa lewat dengan aman,” ujarnya.
Selain masalah infrastruktur, warga juga mengeluhkan kualitas pasokan air bersih yang dinilai masih kurang memadai. Dengan jumlah penduduk sekitar 400 kepala keluarga, warga berharap Pemerintah Kota Samarinda dan Pemprov Kaltim dapat lebih memperhatikan kebutuhan dasar di kawasan ini.
“Kami berharap, setelah kunjungan Wali Kota Andi Harun dan sekarang dengan kunjungan Pak Rudy, ada langkah nyata untuk memperbaiki jalan dan jembatan di sini,” tambah Mulyati.
Kondisi ini mendapatkan perhatian langsung dari Calon Gubernur (Cagub) Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud. Saat mengunjungi Jembatan Ulin di RT 33 dan RT 31, Rudy menegaskan bahwa perbaikan infrastruktur di kawasan ini mendesak untuk dilakukan.
“Kondisi jembatan yang miring ini, serta masalah air bersih, harus segera ditangani. Ini adalah akses penting di tengah Kota Samarinda. Jalan yang layak sangat dibutuhkan agar warga, baik pengguna motor maupun mobil, bisa melintas dengan aman,” kata Rudy.
Rudy menambahkan bahwa penting bagi seorang pemimpin untuk melihat langsung kondisi di lapangan, bukan hanya mengandalkan laporan tertulis. Menurutnya, kesenjangan antara warga yang memiliki akses baik dan yang hidup dalam keterbatasan harus dikurangi melalui pemerataan pembangunan.
“Sebagai pemimpin, kita harus menjawab tantangan masa kini dan masa depan dengan memperbaiki infrastruktur publik agar semua warga mendapat akses yang layak,” tutupnya. (Han)
Pewarta: Hanafi
Editor: Agus S