TANJUNG REDEB – Kurangnya tenaga pendidik di Bumi Batiwakkal disorot Anggota Komisi I DPRD Berau, Rudi Parasian Mangunsong. Dia mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau harus segera mencari solusi kekurangan guru tersebut. Apalagi rencana penghapusan tenaga honorer akan berdampak ke jumlah tenaga pendidikan itu.
“Saat ini banyak guru honorer. Kalau rencana penghapusan terjadi, maka akan menjadi masalah baru,” ungkapnya, Senin (1/5/2023).
Dia menyebut, pendataan tenaga pendidik perlu dilakukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Tujuannya agar jumlah guru yang ada dapat diketahui secara detail.
“Jadi kita ketahui berapa jumlah guru yang dibutuhkan untuk seluruh sekolah. Saya kira secepatnya hal ini harus diselesaikan, jangan menunggu menjadi persoalan serius,” tuturnya.
Rudi mengajak pihak eksekutif mencari solusi persoalan kekurangan tenaga pengajar tersebut. Dikatakannya, guru yang berstatus honorer sekiranya dapat dijadikan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
“Dengan catatan, guru yang diangkat statusnya memang pantas. Jadi harus betul-betul diseleksi,” tegas politikus PDI-P ini.
Dijelaskannya, ada beberapa hal yang memengaruhi kekurangan tenaga pengajar ini. Seperti adanya sekolah baru, penambahan ruang kelas, serta dalam setiap tahunnya ada guru yang pensiun, namun tidak diimbangi dengan rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
“Kalau setiap tahun ada yang pensiun, artinya kita dalam setiap tahunnya juga memerlukan tambahan guru. Maka dari itu, perlu diusulkan rekrutmen P3K formasi guru, akan tetapi harus ada kesiapan anggaran daerah untuk menggajinya,” terang Rudi.
Kendati demikian, hal pemicu kekurangan tenaga guru lainnya adalah larangan menerima tenaga honorer. Rudi berharap ada solusi yang disiapkan dan diusulkan ke pemerintah provinsi maupun pusat.
“Kita harus mendiskusikan bersama-sama. Masih banyak cara yang bisa dipikirkan dan menemukan solusi tepat,” tandasnya. (dez/adv)