spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

RSUD Parikesit Kini Tangani Pasien Penyakit Jantung

Warga Kutai Kartanegara tak perlu jauh-jauh lagi berobat jantung. RSUD AM Parikesit di Tenggarong Seberang, Kukar, kini sudah bisa menangani panyakit jantung dengan lebih komprehensif. Penambahan sarana kesehatan di rumah sakit yang dikelola Pemkab Kukar itu, dinilai sangat baik dalam penanganan penyakit paling mematikan ini.

Pada Jumat, 10 Desember 2021, Kepala Dinas Kesehatan Kukar, dokter Martina Yulianti, meresmikan RSUD AM Parikesit sebagai pusat kesehatan rujukan pasien jantung dengan klasifikasi penanganan darurat dan kateterisasi. Sebelumnya, rumah sakit tersebut hanya memiliki poliklinik spesialis jantung yang hanya sebagai konsultasi dan pemeriksaan jantung pasien.

“Ini merupakan pengembangan layanan Parikesit sebagai rumah sakit rujukan regional Kaltim,” terang dr Martina Yulianti kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com, usai peresmian. RSUD AM Parikesit, sambungnya, kini bisa mengerjakan kasus-kasus kedaruratan jantung. Misalnya, menangani pasien yang mengalami nyeri dada akut.
Dia menjelaskan, upaya menjadikan RSUD AM Parikesit sebagai tempat pengobatan jantung untuk mengembangkan layanan jantung unggulan. Biasanya, warga berobat jantung di RSUD Abdul Wahab Sjahranie di Samarinda. Padahal, penderita jantung di Kukar cukup banyak.

BACA JUGA :  Nasib Tugu Palagan Samarinda, Dibongkar Pemilik Lahan Terlantar Bertahun-tahun

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kukar, pada 2020, ada 8.703 orang yang harus menjalani perawatan dan penyembuhan di rumah sakit karena sakit jantung. Adapun data Kementerian Kesehatan, pada 2018, sebanyak 70.000 orang di Kaltim dinyatakan menderita penyakit jantung. Kukar disebut sebagai daerah yang memiliki pasien jantung terbanyak.

“Penanganan dan pelayanan ini tak hanya bagi pasien asal Kukar saja. Semua pasien dari Kutai Barat dan Mahulu, juga menjadi tanggung jawab rumah sakit ini,” jelas dr Martina.

Sementara itu, Bupati Kukar, Edi Damansyah, mengapresiasi peluncuran perdana pelayanan kesehatan jantung di RSUD AM Parikesit. Baginya, hal tersebut tentu menjadi angin segar bagi warga Kukar. “Saya berterima kasih rumah sakit ini terus berkembang dan berinovasi sehingga menambah satu unit pelayanan lagi,” kata Bupati Edi.

Orang nomor satu di Kukar ini menjelaskan, RSUD AM Parikesit ditetapkan sebagai rujukan regional karena memenuhi sarana dan prasarana sesuai persyaratan. Selain pemeriksaan jantung, rumah sakit tersebut juga untuk saiga. Meski demikian, Edi berharap, masyarakat bisa hidup sehat sehingga tidak berurusan dengan penyakit. “Bagi yang biasa merokok, harus mencoba dikurangi. Kalau bisa, ya, setop,” ujarnya.

BACA JUGA :  Ketua KPU Kukar Pastikan Partisipasi Pemilih di Kukar Lampaui Target Nasional

Penyebab Penyakit Jantung

Apresiasi juga datang dari Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia Kaltim, dokter Swandari Paramita. Menurutnya, menjadikan RSUD AM Parikesit sebagai pusat pengobatan jantung sangat baik untuk menanggulangi penyakit tersebut. Mengingat, kata dia, jantung adalah salah satu penyakit yang paling banyak diidap masyarakat. Selain jantung, penyakit terbanyak adalah hipertensi, stroke, gagal ginjal, dan diabetes militus.

Berdasarkan survei Kementerian Kesehatan pada 2019, penyakit jantung menepati posisi kedua sebagai penyakit yang banyak diderita masyarakat. Bahkan, Kementerian menyebut, penyakit jantung adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia.

Dr Swandari lantas membeberkan klasfikasi penyakit jantung. Penyakit yang paling umumnya derita masyarakat adalah jantung koroner. Setelah itu jantung koroner yang disebabkan adanya penyumbatan atau penghambatan aliran darah ke jantung. Hal ini disebabkan adanya penumpukan kolestrol atau lemak di bagian dinding arteri atau pembuluh darah koroner.

“Ganguan inilah yang menyebabkan serangan jantung,” sebut dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman, itu.

Biasanya, sambung dia, serangan jantung terjadi saat seseorang melaksanakan atau setelah beraktivitas. Hal ini terjadi karena suplai aliran darah ke jantung tak normal atau berhenti. Alhasil, bagian vital itu tidak menerima oksigen sehingga jantung berhenti berdenyut. “Beberapa kasus terjadi saat selesai bermain bola atau kondisi seseorang sedang tidur,” beber dr Swandari.

BACA JUGA :  Mamakku Pulang Bersama Ramadhan...

Dia berpesan, bila masyarakat memiliki gejala penyakit jantung atau diagnosis menderita jantung koroner, segera ke rumah sakit rujukan. Biasanya, pada tahap awal, diberi obat pengencer darah agar aliran darah berangsur normal. Tetapi, jika aliran darah tak kunjung normal, maka dilaksanakan pemasangan kateterisasi (ring) atau tabung kecil untuk membuka sumbatan aliran darah menuju jantung.

Dr Swandari membenarkan, penyebab penyakit jantung adalah pola hidup yang jauh dari kata sehat. Faktor utamanya adalah kebiasaan merokok, makanan mengandung banyak lemak, dan kurangnya olah raga. Dia mengimbau, masyarakat menghindari atau mengurangi kebiasan buruk tersebut. “Sekarang, usia 20 tahun juga ada yang menderita serangan jantung karena pola hidupnya,” tutup Sekertaris IDI Kaltim. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img