spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Rp 11,5 M untuk Penanganan Banjir Samarinda, Sempaja dan DI Panjaitan Paling Disorot

SAMARINDA – Penanganan banjir di Samarinda terus dilakukan. Masuk perhatian khusus Wali Kota Samarinda Andi Harun dan Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso. Bahkan menjadi satu dari lima prioritas pada program 100 hari pertama kerja pasangan tersebut.

Dalam rentang waktu tersebut, penanganan banjir difokuskan di dua kawasan utama. Yakni simpang empat Sempaja dan Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang.

Penanganan di simpang empat Sempaja dilakukan dengan skema bottle neck alias penyumbatan aliran sungai di Jalan Abdul Wahab Sjahranie. Demikian juga pembangunan aliran air dari Jalan Wahid Hasyim II menuju kanal kiri Jalan PM Noor.

Gerakan normalisasi drainase Jalan PM Noor juga dikemukakan. Berikut pembangunan sungai kecil atau aliran air sepanjang 100 meter dekat kolam retensi Kompleks Stadion Madya Sempaja. Didukung pembangunan drainase di Jalan Wahid Hasyim II.

Penanganan kawasan Jalan DI Panjaitan juga menggunakan pola bottle neck di Simpang Tiga Jalan Mugirejo serta gerakan normalisasi drainase sungai Talang Sari.

Segala langkah penanganan tersebut, dipaparkan pada rapat Kamis silam, 18 Maret 2021. Dipimpin Wali Kota Andi Harun bersama instansi terkait di Ruang Rapat Wali Kota Lantai 2, Balai Kota Samarinda. Di antara yang hadir adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda, Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Samarinda, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Samarinda.

Selain kedua daerah tadi, genangan di simpang empat Vorvo dan Jalan Pangeran Antasari juga jadi perhatian. “Untuk simpang empat Sempaja saya juga bingung kenapa masalah banjir di sana tak pernah selesai. Bahkan saya sampai meminta teman yang ahli untuk menganalisa apa permasalahannya hingga drainase tak berfungsi maksimal mengalirkan debit air,” sebut Andi Harun, di kutip dari laman Diskominfo Samarinda.

Andi Harun juga mengatakan jika pintu air di belakang Stadion Madya Sempaja salah konsep. Ditambah posisi pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang tertanam di drainase mengganggu aliran air.

Untuk itu, Andi Harun meminta kepada Kepala Bappeda Samarinda agar pada APBD Perubahan segala program terkait penanganan banjir harus teranggarkan baik. “Kalau ada tanah warga perlu kita bebaskan, silakan anggarkan saja agar bisa membangun drainase di sisi kiri dan kanan jalan. Nanti saya juga lobi teman-teman di DPRD untuk mendukung pendanaan pembuatan polder di Bengkuring,” jelas Andi Harun.

Sedangkan untuk kawasan simpang empat Vorvo, Andi Harun menyarankan agar jalur lambat di depan Mall Lembuswana hingga sebelah Rumah Jabatan Wali Kota Samarinda diubah fungsinya menjadi drainase.

“Kalau bisa kita yang improvisasi, karena di kawasan itu tidak ada lagi lahan bisa dibebaskan. Jadi jalur lambat tadi kita bongkar untuk diubah fungsinya. Lumayan jika proyek ini berlangsung, luasan drainase menjadi enam meter. Sehingga kapasitas menampung debit air jika turun hujan bisa maksimal,” urai Andi Harun.

Selain drainase, pompa air di Jalan Ruhui Rahayu disoroti Andi Harun. Ia meminta pompa air di Jalan Ruhui Rahayu dikaji untuk diubah posisinya menjadi vertikal. Sehingga, jika ada genangan, pompa tersebut tidak ikut tenggelam seperti saat ini.

Andi Harun meminta semua program fisik menanggulangi masalah banjir berjalan pada 2021. Termasuk penanganan di Jalan DI Panjaitan dan Jalan Pangeran Suryanata. “Untuk banjir di Jalan DI Panjaitan kami perkirakan masalahnya ada di Sungai Talang Sari karena sedimentasinya cukup tinggi.”

Dua tahun berturut-turut banjir di Samarinda bertepatan pada jelang Hari Raya Idulfitri. Andi Harun meminta mulai saat ini instansi terkait sudah menyiapkan langkah antisipasi. Termasuk penanganan agar debit air bisa cepat surut. Termasuk juga langkah antisipasi untuk penanganan warga terdampak.

“Jadi enggak ada lagi ceritanya begitu banjir terulang, Wali Kota tugasnya turun ke lapangan cuma ngasih bantuan dan menyemangati korban agar sabar dan tabah. Bukan itu tugas sebenarnya. Kita pemerintah harus punya langkah lebih awal. Kalau bisa jangan ada banjir lagi,” lanjut Andi Harun.

PENANGANAN DI HULU
Pada 10 Maret 2021, Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso, meninjau banjir di simpang empat Sempaja, setelah sehari sebelumya terdapat genangan tinggi selepas Samarinda dan sekitarnya diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Rusmadi melintasi genangan, menyusuri jalan datangnya aliran air. Juga meninjau beberapa parit yang menjadi jalan air. Turut hadir Kepala Dinas PUPR Samarinda Hero Mardanus.

“Kami ke daerah Jalan Batu Cermin, Sempaja Utara. Berdasarkan dari informasi Pak Hero, daerah tersebut direncanakan dibangun bangunan pengendali banjir (Bendali). Dalam program 100 hari kerja saya dan Pak Andi Harun, fokus melancarkan aliran air. Semua yang menghambat jalannya air, itu yang kami urai di simpang empat Sempaja dan Jalan DI Panjaitan,” urai Rusmadi.

Menurutnya, mengatasi persoalan banjir harus dari hulunya. Peran serta masyarakat juga jadi hal penting. “Pemkot Samarinda bekerja menangani banjir. Namun tanpa adanya turut serta masyarakat sebagai bentuk dukungan kepada Pemkot maka itu akan sia-sia,” sebut Rusmadi.

Ditambahkan Hero Mardanus, penanganan banjir di Samarinda tahun ini teralokasi dalam APBD Samarinda 2021 sebesar Rp 11,5 miliar. Khusus Wahid Hasyim II dianggarkan Rp 4 miliar dan sub sistem Sungai Sempaja-PM Noor senilai Rp 7,5 miliar.

“Karena penanganannya membutuhkan anggaran besar, makanya kami ajukan setiap tahun,” ucap Hero. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti