spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

RI-Malaysia-Brunei Sepakat Jadikan IKN Pusat Ekonomi Hijau ASEAN

JAKARTA – Pertemuan Meja Bundar Bisnis Borneo yang mengumpulkan pemangku kepentingan dari tiga negara ASEAN yang berbagi wilayah di Pulau Kalimantan, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, telah mencapai kesepakatan untuk membentuk Masyarakat Ekonomi Kalimantan (BEC) yang akan memacu pembangunan ekonomi hijau di Ibu Kota Nusantara.

“Diskusi hari ini akan membahas topik-topik penting, memberikan wawasan tentang Nusantara, ibu kota baru Indonesia yang visioner, yang akan diresmikan pada 2024, dan membayangkan kemungkinan ibu kota ini bagi negara tetangga dan komunitas bisnis kita,” kata Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Indonesia, Arsjad Rasjid, dalam keterangannya resmi di Jakarta pada hari Rabu.

Arsjad menjelaskan bahwa Borneo Business Roundtable (BBR) atau Meja Bundar Bisnis Borneo 2023, yang diselenggarakan di Jakarta, merupakan pertemuan kedua setelah pertemuan pertama yang sukses di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, pada 28 April 2023.

Pada pertemuan kedua ini, perwakilan tiga negara ASEAN di Kalimantan secara resmi mendukung pernyataan kerja sama yang bertujuan untuk membentuk Masyarakat Ekonomi Kalimantan (BEC).

Gugus tugas kolaboratif yang terdiri dari perwakilan mitra BEC, kata Arsjad, akan dibentuk untuk meningkatkan kolaborasi dengan tujuan membentuk wilayah yang dinamis, menjadi pusat Ekonomi Hijau ASEAN, yang didasarkan pada pembangunan berkelanjutan bersama untuk kesejahteraan masyarakat, pelestarian lingkungan hidup, dan kesejahteraan.

“Sebagai pemimpin, CEO, dan pemangku kepentingan, kita harus menciptakan lingkungan pertumbuhan inklusif dan kerja sama tanpa batas,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua ASEAN-BAC Brunei Darussalam, Haslina Taib, menjelaskan bahwa BEC bertujuan untuk berfungsi sebagai asosiasi bisnis yang inklusif dan berbasis keberlanjutan bagi perusahaan-perusahaan di Kalimantan dan para profesional di berbagai sektor yang sedang berkembang.

Namun, ia menegaskan bahwa inisiatif BEC tidak akan terbatas pada pasar dan program yang akan menghambat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), usaha sosial, serta individu terampil yang ingin terlibat. Sebaliknya, BEC akan memberikan peluang inklusif bagi dunia bisnis di Kalimantan.

“Kami tetap berkomitmen untuk mendorong keberlanjutan regional di ASEAN, mengatasi tantangan bisnis di Pulau Kalimantan, dan meningkatkan kolaborasi, baik di dalam maupun di luar Kalimantan,” kata Haslina. (ant/MK)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti