Melihat Strategi Satgas Covid-19 Bontang Menekan Lonjakan Kasus di Semester Kedua 2021
Kasus aktif Covid-19 di Kota Taman hingga akhir Juni 2021 terus melonjak. Ini membuat Satgas Covid-19 Bontang harus berfikir dan bekerja keras agar kasus kembali melandai. Sejumlah kebijakan dan strategi disiapkan. Tujuannya agar ketika memasuki semester kedua 2021, penyebaran kasus bisa ditekan hingga melandai, bahkan nihil kasus.
Bambang, Bontang
Hingga Rabu (30/6/2021), tercatat 11 dari 15 kelurahan di Kota Taman berstatus zona merah. Satu kelurahan berstatus zona oranye, dan sisanya zona kuning. Penambahan jumlah kasus per hari dalam beberapa minggu terakhir, mencapai puluhan orang. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kasus kesembuhan yang grafiknya justru melorot.
Bed Occupancy Rate (BOR) di beberapa rumah sakit kini persentasenya di atas 83 persen. Membuat pihak manajemen harus menambah ruangan agar pasien yang dirawat bisa mencukupi. Menyikapi kondisi yang mulai mengkhawatirkan ini, Satgas Covid-19 Bontang menyiapkan sejumlah strategi penanganan dari hulu hingga ke hilir. Di antaranya melakukan pembatasan mobilisasi, menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat, meningkat tracing dan testing, hingga menggencarkan vaksinasi massal. Sejumlah ketentuan tersebut sudah tercantum dalam Surat Edaran (SE) Satgas Covid nomor 11 tahun 2021 tentang perpanjangan PPKM mikro yang baru saja direvisi oleh Satgas Covid-19 Bontang.
Soal pembatasan mobilisasi, instansi pemerintah maupun swasta, bakal diminta membatasi pegawai atau karyawannya melakukan dinas ke luar daerah, terutama daerah berstatus zona merah. Kapasitas tempat makan, kafe, angkringan dan sejenisnya, maksimal 25 persen dan jam operasionalnya dibatasi hingga pukul 20.00 Wita.
Di atas jam tersebut, hanya diperbolehkan melayani pengunjung dengan sistem pesan antar atau dibawa pulang. Peraturan terkait pernikahan atau pemberkatan, kembali dibatasi. Pasangan muslim yang akan menikah, hanya bisa di Kantor Urusan Agama (KUA), dengan tamu undangan terbatas. Begitu juga dengan pasangan non-muslim, mereka diperkenankan melakukan pemberkatan di gereja, atau tempat ibadah sesuai keyakinan agama yang dianut.
Di sisi lain, sejumlah fasilitas publik dan tempat rekreasi yang ada di Bontang juga akan ditutup sementara. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang seharusnya dilaksanakan Juli ini, juga harus kembali ditunda mengingat kondisi penyebaran virus masih rawan baik terhadap murid maupun guru. Begitu pula dengan pengaturan penumpang di Pelabuhan Loktuan. Satgas memastikan, mulai saat ini tiket hanya dijual secara online.
Sehingga tidak ada lagi tiket dijual secara fisik saat menjelang keberangkatan oleh oknum tertentu. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan penumpang saat kapal akan berangkat. “Jadi tidak ada lagi masyarakat yang datang ke pelabuhan tanpa memiliki tiket. Mulai saat ini jangan berharap bisa membeli tiket di pelabuhan dari pihak tertentu,” tegas Wakil Ketua I Satgas Covid-19 Bontang, Letkol Arh Choirul Huda.
Terkait serbuan vaksinasi, pria yang juga Dandim 0908/BTG itu menyampaikan jika program dari Presiden RI tersebut hingga kini masih terus berjalan. Hingga hari keempat, kata Dandim, jumlah warga Bontang yang sudah divaksin pada program tersebut sebanyak 3.656 orang. Jumlah ini sudah melebihi target harian yang dibebankan kepada Kodim 0908/BTG. “Kami (satgas) optimistis dengan antusias masyarakat yang begitu tinggi, capaian target di akhir tahun nanti bisa tercapai,” ucapnya.
Terakhir, terkait peningkatan tracing dan testing, nantinya satgas akan melakukah tes rapid antigen massal secara acak. Tes ini, diprioritaskan di daerah dengan jumlah kasus yang tinggi (zona merah). Di sisi lain, pengawasan relawan garda isoman (isolasi mandiri) juga akan ditingkatkan. Sehingga, warga yang terpapar bisa dikontrol dan tidak bepergian keluar rumah. “Semua ini akan kita laksanakan secara paralel. Tidak ada yang diprioritaskan yang mana dulu, karena semua berjalan bersamaan,” tutupnya. (*)