BONTANG – Realisasi Investasi di Kota Bontang pada triwulan kedua tahun 2023 berdasarkan LKPM (Laporan Kegiatan Penanaman Modal) meningkat dari Rp. 248 miliar menjadi Rp. 1,1 triliun.
Hal itu diungkapkan Pejabat Fungsional Ahli Madya-Analis Kebijakan serta Koordinator Penanaman Modal Dinas Penananaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bontang Karel.
“Sebelumnya pada triwulan I, Bontang mengerjakan 250 proyek,” jelasnya.
Realisasi investasi tersebut berdasarkan dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Ia menjelaskan untuk lebih detailnya, triwulan II masih menunggu hasil dari press release dari Kementerian Investasi/BKPM.
Disebutkan, bahwa saat triwulan I nilai realisasi investasi tersebut turun dari tahun 2022 lalu, untuk triwulan I saja bisa mencapai Rp 475 miliar, namun hal itu disebabkan oleh Sumber Daya Alam (SDA) Bontang yang terbatas.
“Kalau dilihat dari SDA dan luas daerah, dibandingkan dengan Samarinda, Kukar, Kutim, Balikpapan , tentu Kota Bontang daerah yang kecil. Sehingga target yang diberikan kementerian cukup sulit untuk dicapai,” ujarnya.
Jika dibandingkan dengan 10 kabupaten atau kota lain yang memiliki tambang, sawit, batu bara, ataupun sektor perikanan wilayah Bontang tidak memiliki SDA tersebut sehingga kita hanya mendapat investasi dari perusahaan-perusahaan besar di Bontang.
“PT Badak NGL juga produksinya berkurang sehingga realisasi investasi tentu berkurang,” tambahnya.
Sementara itu, untuk UMKM Semester I total realisasi investasi mencapai Rp 1.8 miliar. UMKM tersebut tentu yang sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). Bedanya PMDN dan PMA dilaporkan 3 bulan sekali, sementara UMKM melakukan pelaporan 6 bulan sekali. (adv)
Pewarta : Syakurah
Editor : Nicha Ratnasari