JAKARTA – Ratusan pengemudi ojek online (ojol), kurir, dan pekerja angkutan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) pada Senin (17/2/2025). Mereka menuntut hak Tunjangan Hari Raya (THR) yang selama 10 tahun belum pernah diberikan oleh aplikator.
Ketua SPAI, Lily Pujiati, menyebut aksi ini diikuti sekitar 500 hingga 700 orang dan berlangsung dari pukul 10.00 hingga 14.00 WIB. Menurutnya, para pengemudi telah bekerja setiap hari dan menghasilkan pendapatan besar bagi perusahaan, tetapi hak mereka untuk mendapatkan THR terus diabaikan.
“10 tahun belum pernah ada yang memberikan THR untuk mereka, sedangkan mereka bekerja setiap hari menghasilkan ratusan juta,” ujar Lily di lokasi demo.
Berdasarkan pantauan di lokasi, massa mulai berkumpul sekitar pukul 10.37 WIB. Mereka datang menggunakan satu mobil komando berwarna hitam yang membawa bendera SPAI, diiringi sejumlah driver ojol. Meskipun awalnya jumlah massa masih sedikit, Lily menegaskan bahwa aksi ini sebenarnya direncanakan diikuti oleh lebih banyak pengemudi dari berbagai konfederasi, serikat, dan komunitas driver online.
“Untuk hari ini kita rencananya ada sekitar 1.000, cuma karena terhalang macet di jalan, orang-orang agak telat datang ya. Yang pasti kita akan konsisten,” ujarnya.
Selain aksi di Jakarta, sejumlah driver ojol di berbagai daerah seperti Tanjung Pinang, Pontianak, Pangkalpinang, Sukabumi, dan Bandung juga melakukan aksi solidaritas berupa off bid, yaitu tidak menarik penumpang sementara waktu.
“Kebetulan Tanjung Pinang, Pontianak, Pangkalpinang, Sukabumi, Bandung, kita ada off bid massal hari ini,” terangnya.
Lily menjelaskan bahwa sistem fleksibilitas dalam kemitraan yang diterapkan aplikator sering dijadikan dalih untuk menghindari kewajiban membayar THR dan hak-hak pekerja lainnya bagi pengemudi ojol, taksol, dan kurir.
Menurutnya, perusahaan selama ini mengabaikan hak-hak buruh yang telah bekerja bertahun-tahun tanpa mendapatkan THR.
“Kami menuntut THR wajib bagi driver ojol, taksi online, dan kurir. Kami mendorong adanya revolusi pekerja supaya hak-hak kami dipenuhi,” tegas Lily.
SPAI berharap lebih banyak pengemudi ojol, taksi online, dan kurir lainnya turut bergabung dalam aksi ini demi memperjuangkan hak mereka. Demonstrasi ini melibatkan tiga konfederasi buruh, lima serikat buruh, dan 90 komunitas buruh.
Jika tuntutan mereka tidak dipenuhi oleh pemerintah maupun pihak aplikator, Lily menegaskan bahwa aksi demonstrasi akan terus berlanjut.
“Lanjut, kami akan lanjut. Karena ini hak kami untuk mendapatkan kebenaran. Kami percaya Pak Menteri dan Pak Wamen punya kepedulian terhadap driver,” pungkasnya.
Penulis: Fajri
Editor: Agus Susanto