SAMARINDA – Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang diadakan secara virtual dari ruang Sembuyutan Kantor Balai Kota Samarinda, dipimpin oleh Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Tomsi Tohir, membahas tantangan inflasi yang dihadapi oleh berbagai daerah di Indonesia.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Samarinda, Sam Saimun, bersama anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Samarinda, turut serta dalam rapat yang berlangsung pada Senin, 19 Februari 2024. Tomsi Tohir menekankan pentingnya fokus pada pengendalian inflasi untuk menghasilkan keputusan yang efektif dan dapat diimplementasikan.
“Seluruh takeholder terkait diharap agar selalu fokus pada pengendalian Inflasi agar dapat menghasilkan suatu keputusan yang kita dapat kita laksanakan,” ujarnya dalam sambutannya membuka rapat tersebut.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Kemendagri, Pudji Ismartini, melaporkan bahwa terjadi kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) secara nasional pada minggu ketiga Februari, dengan kenaikan tertinggi di Pulau Jawa mencapai 70.03%dan di Tasikmalaya sebesar 5.13%. Untuk wilayah Sumatera, Ogan Komering Ulu Selatan mencatat kenaikan IPH tertinggi dengan 4.28%,sedangkan di luar Pulau Jawa, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan mengalami kenaikan tertinggi dengan 4.46%.
“Komoditas seperti cabai merah, beras, dan daging ayam ras merupakan penyumbang utama kenaikan IPH,” terang Pudji.
Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Samarinda, Sam Saimun, menyampaikan bahwa inflasi yang terjadi di tingkat nasional pada minggu kedua dan ketiga Februari adalah 2.57% di Kalimantan Timur 2.95%, dan di Samarinda 2.61%.
Rapat ini merupakan langkah strategis dalam upaya mengendalikan inflasi dan memastikan stabilitas ekonomi di berbagai daerah, termasuk Kota Samarinda. (Adv/Kmf-SMR)
