spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Rabok Ikan, Kuliner Khas Kutai yang Laris Manis di MTQ Nasional ke-30

SAMARINDA – Pagelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-30 di Samarinda memberikan dampak positif bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.

Salah satu UMKM yang merasakan manfaatnya adalah penjual sambal khas Kalimantan, Antik Sarianti, yang memperkenalkan produknya berupa Sambal Bawang Dayak dan Rabok Ikan selama acara berlangsung.

Gadis umur 21 tahun ini  menjajakkan dagangannya di Bazar Expo MTQ Halal Food yang berlokasi di lahan parkir komplek Gor Kadrie Oening Samarinda

Sarianti yang akrab di panggil Antik, mengaku sudah memulai usahanya sejak sebelum pandemi Copid 19 atau 2019 lalu, Dia menyebutkan bahwa selama MTQ Nasional, penjualan produknya meningkat signifikan.

“Lumayan ramai, banyak yang beli dari berbagai daerah seperti Aceh, Jawa, Sumatera, dan Sulawesi,” ungkap Antik, Jumat (13/9/2024).

Ia juga menambahkan bahwa banyak peserta dan pengunjung MTQ yang membeli sambalnya sebagai oleh-oleh khas Kalimantan.

Rabok Ikan, yang menjadi salah satu produk unggulannya, adalah abon ikan versi basah yang khas dari daerah Kutai. Produk ini menarik perhatian pengunjung karena keunikan dan cita rasanya yang berbeda dari makanan lainnya.

“Banyak yang tertarik mencicipi karena produk ini memang khas dan berbeda dari yang lain,” tambahnya.

Dari segi harga, produk UMKM milik Antik cukup terjangkau. Sambal Bawang Dayak dijual dengan harga Rp30.000 untuk ukuran kecil dan Rp75.000 untuk ukuran besar, sementara Rabok Ikan dihargai Rp45.000. Semua bahan baku, seperti bawang dayak dan ikan, diperoleh dari pasar lokal di Samarinda.

Selain berjualan di MTQ, Antik juga telah memasarkan produknya di supermarket dan berbagai bazar lainnya.

Ia mengatakan bahwa meskipun penjualan di MTQ cukup ramai, penjualan di rumah dan supermarket tetap lebih tinggi.

“Kalau di rumah dan supermarket, biasanya lebih banyak karena sudah ada pelanggan tetap,” jelas Antik.

Produksi sambal dan rabok ini dilakukan secara rumahan dengan waktu pengerjaan yang bisa memakan hingga lima hari. Produk-produk ini memiliki masa kedaluwarsa antara enam bulan hingga satu tahun, tergantung pada penyimpanannya.

Pagelaran MTQ Nasional tidak hanya menjadi ajang religi, tetapi juga memberikan peluang bagi UMKM seperti Antik untuk memperluas pasar dan memperkenalkan produk lokal kepada masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.

“Saya tertarik usaha ini karena ingin mempromosikan makanan khas Kalimantan, dan sejauh ini responnya positif,” pungkasnya.

Penulis: Hanafi
Editor: Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti