spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Putra Dayak yang Haus Ilmu Itu Telah Berpulang, Terkait Pemakaman Pemprov Kaltim Masih Berkoordinasi dengan Keluarga

SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kaltim menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya mantan Gubernur Kaltim Yurnalis Ngayoh karena sakit pada Senin (8/2/2021) pagi. “Kita sedang berkoordinasi dengan pihak keluarga soal pemakaman beliau,” kata Kepala Dinas Kominfo Kaltim HM Faishal.

Faishal menambahkan, Yurnalis tercatat sebagai Putra Dayak pertama yang menapak karier dari bawah hingga menjadi orang nomor satu di Kaltim. Disebutkan pula, Gubernur Kaltim Isran Noor dan Wagub Hadi Mulyadi sudah menyampaikan belasungkawa ke rumah duka di Kawasan Vorvo Samarinda.

Disebutkan pula. Pemprov Kaltim masih berkoordinasi dengan pihak keluarga terkait pemakaman Yurnalis Ngayoh. “Kita masih nunggu keputusan keluarga,” kata Faishal.

Terlahir di Barong Tongkok, Kutai Barat, pada 20 Agustus 1942, Yurnalis Ngayoh tercatat sebagai salah satu putra Dayak yang berhasil menapaki jenjang karier pemerintahan dari mulai yang terbawah hingga paling atas.

Pencapaian tertinggi Yurnalis Ngayoh di birokrasi terjadi pada Senin (11/2/2008). Saat itu, paripurna DPRD Kaltim menyetujuinya sebagai Gubernur Kaltim, menggantikan pejabat sebelumnya, Suwarna AF yang terbukti bersalah melakukan korupsi dalam kasus izin sawit sejuta hektare.

BACA JUGA :  Nekat Mudik Turun Pangkat Menanti, Gubernur Isran Minta ASN Taat Aturan, Tempat Wisata Ditutup

Yurnalis yang di masa pemerintahan Suwarna merupakan Wakil Gubernur (2003-2008), naik jadi pelaksana tugas (Plt) Gubernur Kaltim. Selepas perkara Suwarna berkekuatan hukum tetap, jabatan Plt lepas dan Yurnalis berganti menjadi gubernur definitif selama 5 bulan.

Sejak muda, Yurnalis tergolong sebagai orang yang haus ilmu. Sukses meraih titel Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1967, dia kembali ke Kaltim kemudian diterima sebagai Pegawai negeri Sipil (PNS). Sembari kerja, dia mendalami pemerintahan dengan kuliah di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Samarinda selama 1969-1975.

Tak cukup disitu, Yurnalis kembali menyempatkan diri mengambil gelar master (S2) dari Universitas Wijaya Putra Surabaya, kemudian doktoral (S3) dari Universitas 17 Agustus Surabaya. Maju di bidang pendidikan, maju juga di karier sebagai abdi negara.

Kariernya terus menanjak menjadi Bendaharawan Rutin kemudian Pembantu Direktur III, Bendaharawan Proyek sampai Pembantu Direktur II/Sekretaris. Selepas itu, Yurnalis dipindah ke Kabupaten Paser dengan jabatan sebagai Sekretaris Wilayah periode 1975-1980.

Dari Paser, Yurnalis Ngayoh dipindah lagi ke Tenggarong (Kutai Kartanegara) menduduki jabatan yang sama selama 8 tahun sejak 1980. Selepas itu karier barunya adalah sebagai Kepala Biro Bina Bangda Sekwilda Kaltim, kemudian Pembantu Gubernur Kaltim wilayah selatan di Balikpapan.

BACA JUGA :  Penampilan Spektakuler Sheila On 7 di Samarinda: Dari "Pejantan Tangguh" hingga "Tunggu Aku di Jakarta"

Dari Kota Minyak, Yurnalis ditarik lagi ke Pemprov Kaltim di Samarinda sebagai Asisten Ketataprajaan, Asisten Administrasi Pembangunan Sekwilda Kaltim sampai tahun 1999. Dari hasil perkawinan dengan Helena Nontje, Yurnalis Ngayoh dikarunia 4 putra/putri. (red2)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img