BONTANG – Puskesmas Bontang Utara II terus melakukan upaya dalam penanganan stunting di wilayah kerjanya. Seperti melakukan penanganan spesifik dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Kepala Puskesmas Bontang Utara II, dr Dwiyanti mengatakan Puskesmas terus melakukan penanganan stunting dengan memberikan perawatan terapi bagi yang sakit. Dengan adanya Pemberian Makanan Tambahan di Posyandu, dapat meningkatkan kunjungan masyarakat yang membawakan balitanya ke Posyandu.
“Dengan balita D/S (datang per sasaran), kunjungan ke Posyandu ‘kan dengan adanya PMT stimulan menambah daya tarik,” kata dr Dwiyanti, Senin (5/12/2022).
Dirinya mengatakan kasus stunting sebenarnya perbandingan antara Balita yang ditimbang dengan Balita yang datang ke Posyandu masih terlihat kurang sehingga pembaginya menjadi sedikit.
“Kemungkinan balita yang tidak datang ke Posyandu itu sehat, tapi karena tidak ditimbang maka pembandingnya sedikiti jadi angka stuntingnya tinggi,” katanya.
Langkah lain yang dilakukan yakni melakukan penimbangan ulang kepada Balita agar hasilnya presisi secara teknis. Pemberian pelatihan kepada kader Posyandu dengan antropometri dan peningkatan pemberian makanan pendamping asi.
“Penimbangan ulang, kemudian kami juga mulai mengukur sweping penimbangan Balita yang belum ditimbang. Evaluasinya dilakukan, dilakukan di wilayah kerja,” tambahnya.
Selain itu, Puskesmas Bontang Utara II juga bersinergi dengan dinas terkait dan stakeholder yang ada. “Kolaboratif juga antar OPD terkait stunting peran pemerintah dalam menurunkan kasus stunting bisa tercapai. Jadi semua harus bersinergi, bukan hanya di Puskesmas tapi kelurahan juga punya peran,” jelasnya.
Harapannya, masyarakatnya juga sadar akan kesehatannya seperti pengaruh sanitasi, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang ditingkatkan.
“Sehingga anak-anaknya tidak menjadi stunting. Karena stunting ini dari semua aspek bisa kita intervensi ‘kan. Mulai dari perencanaan pernikahan, perencanaan kehamilan, semua kita periksa,” katanya.
Upaya yang dilakukan dengan menyasar langsung ke masyarakat dengan Posyandu untuk Balita, Ibu hamil, kemudian kerja sama dengan CSR perusahaan dengan pemberian makanan.
“Berefek dengan pemberian nutrisi yang bagus. Tapi ‘kan kita butuh pendidikan di masyarakat untuk pemberian gizi yang benar kepada keluarga. Agar masyarakat juga belajar,” pungkasnya. (adv/yah)