spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pulang Bawa Ijazah, Bukan Surat Nikah

Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh mengingatkan para mahasiswa penerima beasiswa Gerbang Cerdas Mahulu belajar sungguh-sungguh dan menyelesaikan studi tepat waktu. Menimba ilmu di kampung orang, bupati mengingatkan para mahasiswa untuk fokus belajar, menjaga perilaku dan menghindari hal-hal negatif yang bisa mengganggu kelancaran studi. Sebab, masa depan kemajuan Mahulu berada di pundak para generasi muda.

“Adik-adik ketika pulang harus bawa kertas berupa ijazah dan transkrip nilai. Jangan bawa kertas yang bisa bergerak (surat nikah – red),” ujar Bupati Bonifasius ketika memberi pengarahan dan pembekalan kepada ratusan orang tua dan siswa penerima beasiswa Gerbang Cerdas Mahulu (GCM) di Lamin Adat Ujoh Bilang, beberapa waktu lalu.

Sebenarnya, bapak lima anak memaklumi cinta yang bersemi terlebih di masa kuliah adalah hal yang manusiawi. Namun, bupati mengingatkan, tujuan utama mereka berkuliah adalah belajar agar berguna bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat Mahakam Ulu. Untuk itu, jangan sampai, urusan percintaan membuat para mahasiswa tak bisa menyelesaikan kuliah dan meraih gelar sarjana sehingga menyulitkan mendapat pekerjaan layak di tengah persaingan dewasa ini.

“Kalau punya pasangan tidak punya pekerjaan bagaimana ? Nanti lama-lama bisa dipecat mertua,” canda bupati disambut tertawa kecil para mahasiswa dan orang tua.

Selain itu, bupati juga mewanti para mahasiswa menjauhi kenakalan lain yang berpotensi besar menghambat perkuliahan. Mulai dari suka membolos kuliah sampai penyalahgunaan narkoba.

Sedianya, ratusan mahasiswa ini sedianya akan berkuliah di sejumlah perguruan tinggi di Samarinda, Jawa dan Bali. Di antaranya ; Universitas Mulawarman di Samarinda, Universitas Sananta Dharma di Yogyakarta, Universitas Taruma Negara di Jakarta, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Institut Ilmu Kesehatan di Kediri, Universitas Dhayana Pura di Bali dan sejumlah kampus lain.

Jauh kampung halaman, bupati mengingatkan fungsi pengawasan tidak hanya dibebankan kepada Pemkab Mahulu semata. Namun juga kepada masing-masing orang tua mahasiswa agar lebih intensif membimbing, memberi dorongan dan mengawasi perkuliahan anak mereka. Bahkan, dalam kesempatan hari itu, para orang tua mahasiswa diminta menandatangani kesepakatan dengan Pemkab Mahulu selaku pemberi beasiswa.

Beberapa kesepakatan di antaranya, Pemkab hanya memberikan memberikan beasiswa berupa uang perkuliahan per semester termasuk uang saku selama 4 tahun perkuliahan untuk jenjang S1 dan D4. Jika lewat masa yang ditetapkan, maka biaya perkuliahan ditanggung pribadi. Bupati memberi peringatan keras kepada penerima beasiswa GCM yang terbukti gagal menyelesaikan studi dengan alasan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

“Kalau tidak selesai, maka kewajiban orang tua kembalikan semua uang beasiswa kepada pemerintah. Kasihan orang tua mengganti uang kalau kalian tidak jadi apa-apa,” pesan bupati. “Tanggung jawab menata masa depan di pundak kalian sendiri. Belajar yang baik. 4 tahun selesai jadi sarjana,” sambungnya.

Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mahulu, Raditya Wibawa memberi penjelasan tambahan. Para mahasiswa yang menerima beasiswa penuh dari Pemkab Mahulu akan mendapatkan uang pendidikan, uang saku dan uang pemondokan atau tempat tinggal selama 4 tahun.

Untuk uang pendidikan bervariasi tergantung program studi dan kampus. Sementara, uang saku bulanan berkisar Rp dua juta per bulan. Adapun uang pemondokan atau tempat tinggal berkisar Rp 600 sampai 1 juta per orang per bulan. Tahun ini diperkirakan ada 116an orang penerima beasiswa penuh GCM yang mengikuti pengarahan dari bupati.

Diakuinya, memang di tahun-tahun sebelumnya, ada beberapa mahasiswa yang gagal melanjutkan studi. Faktornya, karena pandemi dan belajar daring dan ada yang terpaksa pulang ke kampung halaman. Para mahasiswa mengaku tertinggal dan kesulitan mencerna karena kesulitan mengakses forum koordinasi belajar mengajar yang terbatas.

“Sejauh ini secara garis besar tidak ada kegagalan studi besar-besaran. Persentasenya cuma nol koma sekian saja,” ucap Radit – sapaan karib Raditya.

Radit menegaskan, diajaknya orang tua dalam pengarahan kali ini, agar mereka lebih intens mengawasi proses belajar anak mereka di tanah rantau. Upaya pembinaan khusus ini dimaksudkan untuk kebaikan penerima manfaat di masa mendatang. Dan secara umum untuk mendukung kemajuan pembangunan sumber daya manusia di Mahulu.

Apalagi, program studi yang dipilih oleh beasiswa GCM sudah dianalisis dan sangat dibutuhkan di Mahulu. Para lulusan diharapkan bisa mengabdi dalam arti luas di berbagai bidang sesuai kemampuan mereka.

Tiga orang tua mahasiswa yang kaltimkece.id temui di lokasi acara sependapat dengan pernyataan bupati. Selain memberikan wejangan sebelum berangkat kuliah, mereka kompak mengawasi studi anaknya jarak jauh melalui telepon pintar.

“Setiap hari saya telepon, video call atau kirim foto untuk tahu anak saya sedang apa dan di mana,” ujar Sumiati Manurung, warga Long Hubung yang anaknya akan berkuliah di Akademi Elektromedik Semarang dibantu beasiswa GCM. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti