SAMARINDA – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kaltim Anwar Sanusi menegaskan, saat ini pihaknya masih melakukan evaluasi. Bila dalam satu bulan ke depan, perkembangan kasus Covid 19 terus melandai, rencananya pembelajaran tatap muka (PTM) untuk jenjang SMA/SMK sederajat akan digelar 100 persen pada Januari 2022.
“Kami sudah menyampaikan kepada Gubernur Kaltim H Isran Noor, bahwa realisasi cakupan vaksin untuk siswa-siswi sudah mencapai 72 Persen. Cakupan vaksin untuk guru juga sudah mencapai 76 persen. Terkait capaian vaksin tersebut nantinya akan dievaluasi, termasuk melihat kondisi perkembangan kasus Covid-19 di wilayah Kaltim,” ungkap Anwar.
Rencana PTM mulai dilaksanakan Januari 2022 mendatang, Disdikbud sudah menyurati Sekda Provinsi Kaltim. PTM tidak lagi menggunakan sif, tetapi langsung pembelajaran sebelum adanya kasus Covid-19.
“Usulan tertulis sudah kami sampaikan kepada Sekda dan rencana pelaksanaan nanti tidak pakai sif lagi. Tapi tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” jelasnya.
Anwar juga optimistis, capaian cakupan vaksin untuk siswa pada akhir tahun ini sudah bisa mencapai 75 persen, sebab masih ada waktu satu bulan ke depan. “Karena itulah kami harapkan masing-masing sekolah tersebut bisa melakukan akselerasi atau percepatan vaksin khususnya untuk siswa, sehingga capaian vaksin yang sudah mencapai 72 persen, bisa tembus 75 persen,” sebutnya.
“Kepada masing-masing sekolah, kiranya bisa mempercepat pelaksanaan vaksin, sehingga pada akhir tahun sudah mencapai 75 persen, dan kita sudah bisa 100 persen melaksanakan PTM di seluruh wilayah Kaltim,” tandas Anwar.
Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) SD dan SMP di Kaltim sudah berjalan sejak akhir September 2021. Ini karena kasus Covid-19 di beberapa kabupaten dan kota mulai melandai. Akan tetapi, kebijakan tersebut belum berlaku di tingkat menengah atas. Minimnya cakupan vaksinasi pelajar dan guru menjadi alasan Pemprov Kaltim.
Sebelumnya, Gubernur Kaltim Isran Noor, membeberkan beberapa alasan belum menyetujui PTM di SMA dan SMK se-Kaltim. Pertama, persentase vaksinasi masyarakat Kaltim belum mencapai angka minimal yakni 75 persen. Adapun target vaksinasi Pemprov Kaltim menciptkan kekebalan kelompok adalah 95 persen dari total populasi.
Selain itu, mewaspadai kemunculan Covid-19 jenis baru berlabel B.1.1.529 atau Omicron. Virus tersebut dilaporkan sudah ada di sejumlah negara lain. Jika mayoritas masyarakat, khususnya guru dan pelajar, belum divaksin, Isran menyatakan tidak memberi lampu hijau PTM karena risiko penularan virus corona masih tinggi. “Kalau tidak (vaksin), jangan (melaksanakan PTM),” tegas mantan Bupati Kutai Timur.
Sementara Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Masitah melaporkan, cakupan vaksinasi guru dan pelajar sebenarnya cukup baik. Mayoritas guru di Kaltim sudah mendapatkan vaksin. Sementara pelajar, masuk kategori vaksinasi remaja usia 12-17 tahun. Jumlah dosis pertamanya mencapai 300 ribu orang atau 77 persen. Sedangkan dosis keduanya 233 ribu orang atau 58.07 persen.
“Vaksinasi pelajar dan guru tidak ada data khusus. Sasarannya masuk data cakupan masyarakat rentan, umum, serta petugas publik,” sebut Masitah beberapa waktu lalu. (santo)