UJOH BILANG – Proyek USAID Sustainable Environmental Governance Across Regions (SEGAR) yang kini sudah memasuki tahun kedua diharapkan bisa sinkron dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Mahakam Ulu (Mahulu).
Harapan itu disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Mahulu Yohanes Avun dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penyampaian Program Tahun II USAID-SEGAR, Selasa (18/10/2022) di ruang rapat Bappelitbangda Mahulu.
Wabup meminta proyek USAID-SEGAR harus disinergikan dengan kegiatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkab Mahulu. Termasuk harus sinkron dengan RPJMD Mahakam Ulu. Wabup mencontohkan di sekor pertanian dan perkebunan.
Sinergi program bisa mendorong pengembangan perkebunan, salah satunya sawit masyarakat tanpa merusak lingkungan. “Selama ini ada plasma dan inti. Tapi yang kita harapkan, bagaimana masyarakat bisa mengelola kebun sendiri,” kata Wabup.
Upaya inipun bisa diselaraskan dengan program perkebunan kakao dan pertanian ladang menetap yang kini sedang digalakkan pemerintah. Sejauh ini sambung Wabup, masyarakat terbantu proyek USAID-SEGAR. Terutama lewat pelatihan dan pembinaan untuk petani.
Sebagai informasi, Mahulu ditetapkan sebagai salah satu dari 3 kabupaten di Provinsi Kaltim yang menjadi lokasi pelaksanaan program USAID-SEGAR. Tepatnya di dua desa konservasi, yakni Laham dan Nyaribungan.
“Pemkab Mahulu sangat mendukung kebijakan program yang dilaksanakan di Mahulu ini, hal tersebut telah dibuktikan dikeluarkan Surat Bupati Mahakam Ulu 050/082.005/Bappelitbangda-TU.P/IV/2022 tentang Pelaksanaan Proyek USAID SEGAR di Kabupaten Mahakam Ulu,” kata Wabup.
Pemkab Mahulu, lanjutnya, membuka ruang terbuka bagi mitra yang bisa berkolaborasi dan bersinergi dengan target pembangunan dan visi kabupaten Mahakam Ulu. Karena itu ia juga mengajak OPD memanfaatkan kolaborasi ini untuk mencapai target-target pembangunan. Bukan hanya di bidang lingkungan, namun juga aspek ekonomi.
Ia berharap program ini benar-benar dimanfaatkan bagi pembangunan yang mengedepankan aspek lingkungan dan masyarakat di sekitar kawasan hutan. Karena itu Wabup berharap agar OPD di lingkup Mahulu bisa memanfaatkan program USAID-SEGAR untuk meringankan APBD daerah. Sehingga melalui dukungan kolaborasi program tersebut target-target pembangunan dapat tercapai. Bukan saja hanya pada bidang lingkungan hidup, tetapi juga terhadap aspek ekonomi dan sosial serta berprinsip hutan lestari masyarakat sejahtera.
Wabup meminta program USAID-SEGAR yang ditawarkan ke Pemkab Mahulu harus disinkronkan dengan RPJMD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sehingga target RPJMD berjalan baik. “Sehingga ke depannya tidak ada lagi kampung yang miskin dan tertinggal, namun dapat menjadi mandiri dan sejahtera,” ujarnya.
Terpisah, Deputy Chief Of Party at USAID Andjar Rafiastanto, menyampaikan, proyek USAID-SEGAR bertujuan membantu perencanaan, dalam upaya melindungi kawasan hutan dengan nilai konservasi tinggi. Beberapa langkah sinkronisasi program bersama Pemkab Mahulu sedang mereka jalankan.
Di antaranya mendukung pembangunan ladang menetap 10 hektare per kampung, bantuan biaya menugal bagi masyarakat, pengembangan perkebunan kakao, penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) rantai produksi dan penggunaan sisa Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi (DBH DR). “Untuk ladang 10 hektare USAID-SEGAR membantu proses pemetaan dan lain sebagainya terkait dengan lahan, ujar Andjar.
Adapun program pendampingan DBH-DR sambung Andjar dimanfaatkan untuk kelestarian lingkungan dan perekonomian warga setempat. Salah satu langkah yang sudah mereka ambil lewat memfasilitasi petani memperoleh Surat Tanda Daftar Budidaya (STBD). Termasuk membantu penyusunan rantai produksi kakao di Mahulu. “Di Mahulu USAID-SEGAR membantu membuat SOP rantai produksi mulai dari tanam sampai dengan pemasaran kakao,” tutupnya. (adv)