TANJUNG REDEB – Program pemasangan 1.000 titik WiFi telah rampung. Namun, ada kendala di wilayah perkampungan yang belum diakses jaringan.
Ketua Komisi III DPRD Berau, Saga mengungkapkan, pihaknya di DPRD akan membahas ketersediaan jaringan di wilayah perkampungan yang masih blankspot.
“Karena itu sangat diperlukan oleh masyarakat maupun pemerintah kampung. Meskipun ada program 1.000 titik WiFi gratis, tetapi itu belum bisa jadi solusi untuk wilayah blankspot,” ujarnya.
Dikatakannya, sebagai langkah awal pihaknya di komisi III akan mencari tahu satelit atau VSAT masih berjalan atau tidak, pasalnya daerah pedalaman pada umumnya menggunakan teknologi tersebut.
“Memang di wilayah perkampungan atau pedalaman yang jangkauan internet maupun jaringannya terbatas, mengandalkan sinyal dari satelit itu,” katanya.
Meski sinyal satelit tidak dapat mencakup seluruh kampung, kata Saga, setidaknya tiap kampung memiliki titik lokasi sinyal yang bisa diakses oleh penduduk setempat.
“Kita akan pelajari dulu, karena daerah pedalaman geografisnya sangat berbeda dengan kawasan kota, untuk masalah jaringan. Makanya kami akan meninjau kembali apakah program ini masih berjalan dan bagaimana efektivitasnya dalam memberikan akses internet kepada masyarakat,” terangnya.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menilai, jika lokasi pusat jaringan di masing-masing kampung bisa dipastikan, maka masyarakat dapat mengakses internet untuk keperluan laporan maupun komunikasi.
“Maka dari itu sangat diharapkan agar segera dapat mengevaluasi efektivitas program 1.000 titik WiFi tersebut pada tahun ini,” imbuhnya.
Kendati demikian, Saga menilai program 1.000 titik WiFi sangat bermanfaat untuk masyarakat. Akan tetapi, di wilayah pedalaman akan diupayakan segera menikmati fasilitas internet.
“Program 1000 titik WiFi gratis ini sangat bagus untuk akses informasi cepat jaman sekarang, makanya kita harus segera dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dampaknya dan solusinya,” pungkasnya. (adv/dez)