spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

“Profesor Layak Huni”

Catatan Rizal Effendi

MESKI kotanya belum jadi,  Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono sudah mendapat gelar profesor kehormatan (honoris causa)  bidang keahlian kota layak huni dan berkelanjutan  (Livable and Sustainable City).

Gelar terhormat itu diberikan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dalam suatu acara yang berlangsung di Gedung Prof Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Sabtu (9/12) lalu. Itu berarti 20 bulan setelah Bambang dilantik menjadi kepala OIKN, 10 Maret 2022.

Kebetulan Rektor Universitas Balikpapan (Uniba) Dr Isradi Zainal mendapatkan undangan untuk menyaksikan acara tersebut. “Suatu kehormatan bagi saya bisa menyaksikan penganugerahan gelar Prof HC untuk Pak Bambang. Ini pertanda kompetensi beliau dalam menata IKN mendapatkan pengakuan secara nasional dan internasional,” katanya mengabari saya dua hari lalu.

Profesor kehormatan adalah jenjang jabatan akademik profesor pada perguruan tinggi yang diberikan sebagai penghargaan kepada setiap orang dari kalangan nonakademik yang memiliki kompetensi luar biasa, termasuk di dalamnya prestasi yang luar biasa.

“Selamat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Prof Bambang Susantono karena telah berhasil meraih jabatan tertinggi akademik. Kami harap ke depan dapat terus menghasilkan karya ilmiah bermutu dan terbarukan, serta mampu menjaga integritas sebagai manusia, praktisi, dan pengajar,” ujar Rektor Undip Prof Yos Johan Utama.

Bambang yang dikenal sebagai pakar perencanaan infrastruktur dan transportasi adalah alumnus Fakultas Teknik Sipil ITB pada tahun 1987. Lalu selama empat tahun (1996-2000) dia melanjutkan studi ke Universitas California di Berkeley, Amerika Serikat. Dari sana dia meraih gelar master tata kota dan wilayah, serta doktor di bidang perencanaan infrastruktur.

Karier pekerjaannya sebelum dipercaya sebagai ketua OIKN pernah menjadi Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah di Kemenko Bidang Perekonomian, Vice President Eastern Asia Society of Transportation Studies (EASTS), Vice President Asian Development Bank (ADB), Komisaris Utama PT Garuda Indonesia, Wamen Perhubungan di Kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta Plt Menhub.

Bambang juga pernah memangku jabatan ketua umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) dan anggota Board of Trustees untuk The SouthsouthNorth (SSN) Foundation di Café Town, Afrika Selatan serta presiden Intelligent Transport System (ITS) Indonesia.

Ia juga mengajar dan membimbing tesis di Program Pascasarjana Bidang Ilmu Teknik Universitas Indonesia. Banyak menulis di media dan menerbitkan buku tentang infrastruktur dan transportasi. Salah satu bukunya yang menarik berjudul: “1001 Wajah Transportasi Kita.”

Ketika Bambang dilantik sebagai kepala OIKN, Presiden Jokowi menginginkan Bambang dan wakilnya Dhony Rahajoe bersama-sama membangun IKN sebagai ibu kota yang merefleksikan kota Indonesia di masa depan. Menjadi kota percontohan, yang tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga kalau bisa menjadi kota dunia (global city).

“PENDEKATAN 5D”

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Kota Masa Depan di Indonesia dan Asia: Membangun Kota Layak Huni dan Berkelanjutan,” Prof HC Bambang Susantono menggambarkan bahwa kota yang berkelanjutan untuk mewujudkan kota yang layak huni merupakan salah satu strategi yang tepat bagi pengembangan kota di Asia.

Kelayakan huni, katanya, dapat didefinisikan secara umum sebagai kualitas hidup dan kesejahteraan yang didukung oleh sistem pemerintahan yang kuat, akses yang adil ke layanan perkotaan yang efisien, dan infrastruktur berkualitas. “Ide kota layak huni (livable city) menempatkan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat  dalam pusat pembangunan perkotaan dan pengambilan keputusan,” tambahnya.

Bambang juga menegaskan bahwa masa depan Asia adalah perkotaan. Kota-kota di Asia berkembang pesat karena dorongan peluang ekonomi dan sosial. Namun pertumbuhan kota yang demikian pesat tersebut juga menimbulkan tantangan dan permasalahan, seperti peningkatan kesenjangan ekonomi, berkurangnya kohesi sosial, dan degradasi lingkungan serta meningkatnya risiko bencana.

Berkaitan dengan kondisi seperi itu, maka dia menawarkan pendekatan “5D” yang bisa menjadi pertimbangan pengambil kebijakan atau keputusan . Yaitu:  Design, Density, Diversity, Digitalization, dan Decarbonization.

“Untuk menelaah ulang aspek-aspek livability sebuah kota, maka pendekatan 5D dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk mencari solusi dalam memperkuat kota yang layak huni,” demikian kata Bambang Susantono.

Ketika hadir dalam pengukuhan Bambang, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berpendapat, saat ini pembangunan perkotaan tidak hanya membangun fisik, tetapi juga ruhnya sebagai wadah  kegiatan sosial budaya yang inklusif dan kegiatan produktif-ekonomi semua manusia yang tinggal di dalamnya.

Karena itu Pemerintah harus mampu mendesain kota yang memiliki hubungan erat dengan manusia dan warga kota di dalamnya termasuk dengan lingkungannya.

“Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, ke depannya Pemerintah harus menyiapkan kota yang benar-benar aman dan nyaman untuk ditinggali,” tandas Basuki.

Konsep kota nyaman terus dikembangkan di berbagai kota di dunia. Ada istilah kota cerdas (smart city) dan kota hijau (green city) atau forest city. Ini juga bagian dari kota layak huni dan berkelanjutan. Konsep kota seperti ini juga  ingin dicapai dalam pembangunan IKN di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU). Orang semakin yakin IKN di tangan Bambang Susantono. (*)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti