JAKARTA – Prof. Salim Said, tokoh pers dan perfilman nasional yang juga pernah bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Republik Ceko, meninggal dunia pada usianya ke-80 tahun di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada Sabtu malam pukul 19.33 WIB.
Kabar meninggalnya Prof. Salim Said dikonfirmasi istrinya, Herawaty, dalam pesan singkat yang diterima sejumlah wartawan di Jakarta, Sabtu.
Dalam pesan yang sama disebutkan jasad almarhum Prof. Salim Said disemayamkan Sabtu (18/5) malam tadi di rumah duka di Jalan Redaksi Nomor 149, Kompleks Wartawan PWI, Cipinang, Jakarta Timur.
Perwakilan keluarga Prof. Salim Haji Said, Zacky Riyadi, menyebut almarhum wafat karena sakit, dan dia sempat bolak-balik dirawat di rumah sakit.
Beberapa jam sebelum ajalnya, kondisi kesehatan almarhum juga terus menurun hingga akhirnya Prof. Salim Said menghembuskan napas terakhirnya di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Sabtu, pada pukul 19.33 WIB.
“Innalilahi wa innailaihi rajiun, telah meninggal orang tua kami, paman kami, Prof. Dr. H. Salim Said, malam ini jam 19.33 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Beliau memang sudah dalam kondisi sakit beberapa lama, sempat juga keluar masuk ruang ICU juga, dan beberapa saat memang semakin drop beberapa hari ke belakang, dan Qadarullah memang hari ini dipanggil oleh Allah S.W.T,” kata Zacky, yang merupakan ponakan laki-laki tertua dari almarhum saat ditemui di rumah duka di kediaman Prof. Salim Said, Kompleks PWI, Cipinang, Jakarta, Sabtu.
“Mohon doanya semuanya supaya almarhum khusnul khotimah, ditempatkan di tempat yang terbaik, serta diampuni kesalahannya,” kata perwakilan keluarga almarhum tersebut.
Dia melanjutkan, pemakaman Prof. Salim Said direncanakan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (19/5) selepas pukul 12.00 WIB.
“Rencana insya Allah akan dimakamkan besok, ba’da zuhur. Jadi, sebelum zuhur akan kami shalatkan di masjid dekat sini, Masjid Al-Akbar, baru abis itu diberangkatkan ke TPU Tanah Kusir,” kata dia.
Di masjid dekat rumahnya itu, rombongan pelayat akan shalat zuhur sekaligus shalat jenazah. “Rencana seperti itu sampai saat ini,” kata dia.
Di rumah duka, para pelayat tak berhenti berdatangan sejak jenazah tiba pada pukul 22.30 WIB setidaknya sampai pukul 23.30 WIB. Para pelayat sebagian besar merupakan keluarga, tetangga, dan kerabat dekat.
Banyak Tokoh Kirim Karangan Bunga
Beragam tokoh mulai dari aktivis, akademisi, politikus, pimpinan DPD, pejabat pemerintahan, pejabat TNI, sampai Presiden Terpilih Prabowo Subianto mengirimkan karangan bunga ke rumah duka sebagai tanda berduka atas wafatnya almarhum Prof. Salim Haji Said.
Karangan bunga itu berdatangan satu per satu ke rumah duka almarhum di kediaman Prof. Salim Said di Jalan Redaksi, Kompleks PWI, Cipinang, Jakarta, sejak Sabtu malam sampai Minggu dini hari.
Beberapa karangan bunga yang ditempatkan berjejer di depan dan samping kediaman almarhum per Minggu pukul 01.00 WIB, di antaranya dari Menteri Pertahanan/Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI A. A. LaNyalla Mahmud Mattalitti, politikus Partai Golkar Airin Rachmi Diany, serta aktivis HAM/co-founder Setara Institute Hendardi.
Selain itu, ada pula karangan bunga dari Direktur Kerja Sama Internasional Pertahanan Kemhan RI Brigjen TNI Steve Parengkuan, Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi dan Keluarga Besar KBRI Tokyo, Kepala Staf Kodam (Kasdam) IV/Diponegoro Brigjen TNI Budi Irawan, Deddy Mizwar, Duta Besar RI untuk Thailand Rachmat Budiman dan Keluarga Besar KBRI Bangkok, kemudian ada juga dari Badan Nasional Kebudayaan Pusat PDI Perjuangan, Forum Pemimpin Redaksi Indonesia, Program Studi Kajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia, dan Keluarga Besar Panji Masyarakat. (ant/MK)
Editor: Agus S