spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Prihatin, Basri Usul Pendidikan Moral Dimasukkan Kembali ke Kurikulum

BONTANG – Wali Kota Bontang, Basri Rase, prihatin atas kurangnya sikap sopan santun, tata krama, serta etika dan moral yang dimiliki anak-anak saat ini. Terutama menyangkut penghormatan murid kepada gurunya.

Kondisi itu, kata Basri, berbeda dengan murid di masa lalu. Ketika baru melihat guru, si murid sudah takut. Bahkan untuk sekadar menatap mata guru pun tak berani. Kondisi ini berbeda jauh dengan murid zaman sekarang.

Murid terkadang berani melawan guru. Bahkan beberapa kejadian di luar daerah, tak sedikit murid yang tega membunuh gurunya. “Ini karena kurang bahkan tidak adanya kurikulum pendidikan moral. Kala dulu ada PMP (Pendidikan Moral Pancasila) dan menurut saya itu penting,” bebernya di sela-sela peninjauan PTM terbatas di SMPN 4 Bontang, Senin (20/9/2021).

Untuk itu, Basri mendorong guru atau organisasi guru seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), mengajukan ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI agar pendidikan moral dimasukkan kembali dalam kurikulum pembelajaran.

Menanggapi hal tersebut, Saparudin, Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang mengatakan, saat ini kurikulum muatan lokal berkaitan dengan pendidikan karakter sedang disusun. Buku dengan nama “Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi” itu, dirancang beberapa guru kompeten bersama Kejaksaan Negeri (Kejari) Bontang serta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Perwalinya juga sudah keluar. Rencana diluncurkan Desember nanti saat peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia,” bebernya.

Kurikulum berkaitan dengan pembentukan karakter ini, sambung Saparudin, dirancang menjadi materi tambahan (suplemen), yang nantinya diselipkan di setiap mata pelajaran (mapel). “Jadi tidak berdiri sendiri,” tandasnya. (bms)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img