Beranda BONTANG PMII Harus Menjadi Mitra Kritis Pemerintahan Jokowi

PMII Harus Menjadi Mitra Kritis Pemerintahan Jokowi

0

BALIKPAPAN – Presiden RI Joko Widodo menghadiri pembukaan Kongres PMII ke-20 yang digelar secara hybrid di Balikpapan, Kendari, Batam, Bekasi, Samarinda, dan Lombok pada Rabu (17/03/2021).

Dilansir dari akun Youtube @Sekretariat Presiden, Presiden Jokowi dalam sambutannya menyampaikan bahwa PMII berperan aktif mengawal perjalanan sejarah serta teguh membela pilar-pilar Bangsa Indonesia.

“Sebagai anak kandung NU, PMII selalu terdepan mengawal perjalanan bangsa, teguh dalam membela NKRI, teguh membela Pancasila, teguh membela UUD 1945 dan teguh dalam membela Bhinneka Tunggal Ika” Ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa pemerintah terus bekerja keras untuk menangani pandemi dan dampaknya baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi nasional. Kepala Negara juga meminta dukungan dan partisipasi dari para kader PMII untuk menyelesaikan persoalan bangsa tersebut.

“Saya minta dukungan dan partisipasi para kader PMII menjadi bagian dari jihad kebangsaan ini, ikut berkontribusi ide, gagasan, dan bekerja nyata membantu dan menyelesaikan persoalan-persoalan besar bangsa kita, mulai dari lingkungan kita masing-masing,” pungkasnya.

Sementara itu, menanggapi pidato sambutan Presiden Jokowi pada pembukaan Kongres PMII tersebut, Koordinator Nasional Jaringan Alumni Muda PMII (Koornas JAMPMII) Hadi M Musa Said menuturkan harapannya kepada Presiden untuk serius dan tidak bermain-main dalam mengambil kebijakan khususnya kebijakan impor beras.

Dihubungi melalui jejaring pesan singkat, Hadi mencontohkan ketidakkonsistenan pemerintah melaksanakan kebijakan tersebut dan pada akhirnya petani atau pelaku usaha mikro yang dirugikan.

Musim panen padi di beberapa daerah di Tanah Air sedang berlangsung, seharusnya pemerintah peka dan tahu untuk tidak bermain-main dengan mengimpor beras, artinya itu menyakiti (petani) hati rakyat. Sejauh ini petani begitu bersabar menerima kebijakan pemerintah yang kadang tidak berpihak pada petani, apalagi soal pertanian, terkait harga pupuk yang naik turun, mahal saat musim tanam tiba dan bahkan langka di beberapa daerah.

“Begitu panen harga jual hasil bumi begitu murah dan tidak terkontrol, ditambah mau ada impor beras, ibarat pepatah petani ini sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Kenapa petani selalu dirugikan dan bahkan dikorbankan hanya untuk melayani kebutuhan sebagian kecil pengusaha (Importir beras) yang menikmati dari impor beras tersebut,” tegas Hadi.

Menurut Adhe Bagus Said, (panggilan akrabnya), Koordinator Nasional Jaringan Alumni Muda (JAM PMII) dan Kongres-XX PMII harusnya mengeluarkan rekomendasi penolakan impor beras tersebut. “Sebab, ini murni untuk kepentingan petani. Mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam hal ini keberpihakan PMII sangat diharapkan kepada petani sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri. Sudah seharusnya PMII berdiri tegak bersama petani dan menjadi penyambung suara mereka,” kata Adhe.

Disisi lain PMII juga harus melihat banyaknya kebijakan yang harus dievaluasi. “PMII harus menjadi mitra kritis pemerintah untuk tetap menjadi lokomotif perubahan dalam banyak hal, terkait persoalan hukum, sosial politik, keagamaan yang secara langsung berhubungan dengan rakyat,” tutupnya. (red2)

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version