BALIKPAPAN – Salah satu infrastruktur ketenagalistrikan yang sedang dibangun PLN demi memenuhi kebutuhan listrik hijau di Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah Gas Insulated Switchgear (GIS) 4 KIPP/Sepaku 150 kV. Pasca tanda tangan kontrak di 31 Mei 2023 lalu, proyek ini juga menjadi bagian penting dari sistem jaringan transmisi yang membentang dari Kalsel, Kalteng dan Kaltim. (Kalseltengtim)
General Manager (GM) PLN UIP KLT Raja Muda Siregar menjelaskan, GIS 4 KIPP/Sepaku 150 kV atau GIS 4 IKN dalam prosesnya menunjukkan progres pembangunan yang positif. Secara struktur, pekerjaan untuk bangunan mencapai 50 persen. Selanjutnya dilakukan pemasangan instalasi peralatan di Maret hingga April 2024. Dengan target COD (Commercial Operation Date) di Mei 2024.
“Sejumlah pekerjaan dasar struktur dan fondasi bangunan telah 100 persen. Rencana pekerjaan selanjutnya akan dilakukan penguatan struktur, pengecoran balok dan instalasi peralatan elektromekanik di sejumlah area termasuk pengecoran fondasi switchyard trafo, cutting soil untuk parking area sampai uji tekan beton,” ungkap Raja, Rabu (22/11/2023).
Raja menyebut, hingga kini pembangunan GIS 4 IKN berada di posisi on track, karena disokong dengan sumber daya manusia (SDM) dan peralatan yang berkualitas. Juga dukungan dari stakeholder terkait khususnya pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah. Kerja sama dengan unsur penegak hukum, seperti kejaksaan dan TNI/Polri serta BINDA Kaltim juga menjamin kelancaran pembangunan.
“Ini menjadi bentuk keseriusan kami dari PLN UIP KLT untuk mewujudkan komitmen penyediaan listrik andal. Tidak hanya di Kaltim, Kaltara dan Kalsel, juga termasuk di IKN,” ungkapnya.
Raja menambahkan, GIS 4 IKN menjadi bagian dari empat infrastruktur ketenagalistrikan yang masuk dalam stream 1 atau menjadi tanggung jawab PLN UIP KLT. Selain GIS 4, terdapat pula proyek pembangunan Gardu Induk (GI) 150 kV Kariangau Ext 2 LB Arah GIS 4 IKN/Sepaku, SUTT 150 kV Kariangau ke Landing Point GIS 4 IKN/Sepaku, dan SKTT/SUTT 150 kV Landing Point GIS 4 KIPP ke GIS 4 IKN/Sepaku.
“Jadi semua infrastruktur tersebut merupakan sebuah sistem jaringan transmisi. Dengan pengawasan pekerjaan yang ketat, baik internal dan eksternal, manpower dan peralatan yang andal dan dukungan stakeholder, kami yakin target ini bisa terpenuhi,” beber Raja.
Raja menjamin GIS 4 IKN akan menjadi salah satu daya dukung kelistrikan yang andal. GIS dipilih sebagai substansi sistem tenaga listrik lantaran menggunakan gas isolasi, biasanya sulfur hexafluoride (SF6) yang memiliki sifat dielektrik yang sangat baik. Selain itu, dari sisi konstruksi GIS lebih compact sehingga membutuhkan ruang fisik bangunan yang lebih kecil.
“GIS juga lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem seperti cuaca buruk, polusi, dan gempa bumi. Keandalannya tinggi karena isolasi gas tidak dipengaruhi oleh kelembaban atau polusi. Sedangkan AIS (Air Insulated Substation) menggunakan udara sebagai medium isolasi. Konduktor dan peralatan lainnya terpapar langsung ke udara. Sehingga AIS lebih rentan terhadap kondisi lingkungan ekstrem. Kinerja AIS dapat dipengaruhi oleh kelembaban, polusi, dan faktor lingkungan lainnya,”
GIS juga memerlukan pemeliharaan yang lebih sedikit. Karena isolasi gas tidak memerlukan perawatan rutin dan umumnya memiliki umur layanan yang lebih lama. Dibandingkan AIS yang lebih banyak pemeliharaan karena komponen yang terpapar langsung ke udara dapat mengalami degradasi lebih cepat.
“Tentu GIS menjadi jawaban atas tugas yang diberikan PLN dalam membangun sistem kelistrikan dengan konsep IKN yang mengedepankan listrik yang smart. Ini telah menjadi komitmen kita bersama, dengan pemerintah dan Otorita IKN,” ungkap Raja.
Untuk diketahui, saat ini sistem kelistrikan di wilayah Kalseltengtim disokong dengan daya mampu sebesar 2.369 Megawatt dan beban puncak sebesar 1.545 Megawatt. Sehingga cadangan daya yang tersedia masih dapat mengakomodasi kebutuhan listrik di wilayah tersebut. Namun seiring kehadiran IKN, maka PLN memiliki tantangan untuk bisa menjaga keandalan kelistrikan. Sekaligus memenuhi listrik di IKN. (ADV)