spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pilot Project Pembangunan SPA di Waru, Program Pengelolaan Sampah Minim Ampas di PPU

PPU – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Penajam Paser Utara (PPU) sedang menggagas kehadiran Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah pertama di Benuo Taka. Masyarakat secara luas diminta untuk memberikan dukungan agar program pengelolaan sampah ini berhasil.

Rencana pembangunan SPA Sampah direncanakan akan dibangun di Kelurahan Waru, Kecamatan Waru. Proyek ini akan menjadi pilot project atau proyek percontohan untuk pengelolaan sampah minim ampas di seluruh PPU.

Kepala Bidang Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (SLB3) di DLH PPU, Mahfud, menjelaskan bahwa saat ini sedang dalam tahap penentuan lokasi yang tepat untuk mendirikan stasiun dan fasilitasnya. Fasilitas pengolahan sampah akan dibangun dengan desain modern di lahan seluas minimal 500 meter persegi hingga 1 hektar.

“Kami akan membangun gedung dengan bangunan yang tertutup. Di dalamnya akan ada pos keamanan, tempat pembuangan sampah, dan konveyor,” ujarnya pada Senin (15/5/2023).

Ia menjelaskan bahwa petugas kebersihan akan memilah sampah yang bergerak melalui konveyor. Misalnya, sampah plastik akan dipisahkan dari sampah kertas dan lainnya. Termasuk juga pemilahan sampah organik.

“Sisa sampah yang tersisa adalah residu atau ampas, seperti kantong plastik atau popok dan pembalut yang tidak dapat diolah lagi. Sampah tersebut akan dihancurkan, kemudian dipress menggunakan alat hidrolik, dan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” jelas Mahfud.

Seluruh proses pengolahan dan pemilahan sampah di SPA akan berlangsung dengan cepat. Sampah tidak boleh berada lebih dari 24 jam di lokasi SPA.

“Jadi, sebenarnya SPA tidak menyimpan residu. Sampah hanya transit di sana, sedangkan limbah cair memiliki tempat penampungannya. Limbah cair akan disedot dan dibuang,” katanya.

Selain itu, Mahfud menyebut bahwa kehadiran SPA Sampah berpotensi untuk mengembangkan ekonomi masyarakat sekitar. Program ini akan memberdayakan warga dan menciptakan lapangan kerja baru.

Ia memberi contoh bahwa kendaraan roda tiga yang digunakan untuk mengangkut sampah di pemukiman sekitar SPA Sampah dapat melibatkan warga sebagai operatornya.

“Harapan kami, SPA menjadi pilot project. Mungkin orang awam akan menolak karena mereka mengaitkan sampah dengan bau. Namun, kami akan menyosialisasikan bahwa proyek ini berbeda dari yang biasanya,” pungkasnya. (ADV/SBK)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti