spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pilkada Perlu “Amunisi”, Tiga Kandidat Kepala Daerah di Kaltim Miliki Kekayaan Rp 20 Miliar Lebih

SAMARINDA – Pasangan calon yang unggul sementara di pilkada serentak di Kaltim rata-rata memiliki harta lumayan besar. Tiga dari 18 kandidat –sembilan pasang calon– memiliki harta lebih dari Rp 20 miliar. Kandidat yang melaporkan harta tertinggi adalah calon bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh. Sementara yang paling sedikit adalah calon bupati Paser Fahmi Fadli.

Laporan harta kekayaan merupakan kewajiban setiap peserta pilkada. Laporan tersebut telah diterima Komisi Pemberantasan Korupsi yang dipublikasikan kemudian. Daftar laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) tersebut bisa dilihat di laman resmi KPK. Kami menyadur harta kekayaan para kandidat yang unggul sementara di pilkada serentak berdasarkan hitung cepat Sirekap KPU.

Calon bupati yang unggul sementara di Pilkada Mahakam Ulu, Bonifasius, melaporkan harta kekayaan sebesar Rp 26,46 miliar. Bonifasius menjadi peserta pilkada yang unggul sementara dengan laporan harta terbesar. Kandidat ‘terkaya’ berikutnya adalah calon wali kota Andi Harun yang unggul sementara di Pilwali Samarinda. Andi Harun melaporkan harta kekayaan sebesar Rp 24,97 miliar. Selanjutnya adalah calon Wakil Bupati Kutai Timur, Kasmidi Bulang, dengan total harta Rp 24,35 miliar.

BACA JUGA :  Pembongkaran Warga Bantaran SKM Kembali Ricuh, Tiga Warga Sempat Diamankan

Tiga kandidat dengan harta kekayaan terkecil sama-sama melaporkan LHKPN di bawah Rp 2 miliar. Yang pertama adalah cabup Paser, Fahmi Fadli, yang melaporkan sebesar Rp 1,11 miliar. Calon wakil wali kota Balikpapan, Thohari Aziz, melaporkan harta kekayaannya sebesar Rp 1,84 miliar. Calon wawali Samarinda, Rusmadi, di posisi ketiga terbawah dengan laporan Rp 1,86 miliar.

Jika publikasi KPK ini dibedah lagi, kesenjangan harta kekayaan terbesar di antara pasangan masing-masing bisa dilihat. ‘Ketimpangan’ kekayaan terbesar antara calon kepala daerah dan wakilnya adalah Andi Harun-Rusmadi sebesar Rp 23,11 miliar. Selisih kedua yang terbesar adalah kandidat Kutai Timur. Selisih harta kekayaan cawabup Kasmisi Bulang dengan cabup Ardiansyah Sulaiman sebesar Rp 20,10 miliar. Yang ketiga dari Mahakam Ulu dengan selisih Rp 19,8 miliar.

Data ini juga menyajikan pasangan dengan selisih kekayaan terkecil alias sama-sama ‘kaya’ atau sama-sama ‘miskin’. Pasangan dengan selisih terkecil adalah Sri Juniarsih-Gamalis yang unggul sementara di Pilbup Berau. Sri melaporkan Rp 7,81 miliar dan Gamalis Rp 8,54 miliar sehingga selisih harta keduanya ‘hanya’ Rp 727 juta.

BACA JUGA :  Geliat Kampung Ketupat, Khazanah Samarinda Jadi Kebanggaan Bangsa

Berdasarkan catatan KPK, total seluruh harta kekayaan dari 18 calon kepala daerah dan wakil yang unggul sementara di pilkada serentak di Kaltim sebesar Rp 183 miliar. Dengan demikian, rerata harta kekayaan para kandidat, baik kepala daerah maupun wakil, sebesar Rp 10,2 miliar.

Kita beralih ke soal pendidikan calon. Pendidikan terakhir kesembilan pasangan calon yang unggul sementara di pilkada serentak juga dapat diketahui. Tingkat pendidikan mereka dapat ditengok dari gelar yang mereka sematkan di surat suara. Data yang berhasil kami rangkum menunjukan, ada dua doktor (S-3), lima magister (S-2), dan tujuh sarjana (S-1), dari 18 kandidat tersebut. Data ini boleh jadi tidak 100 persen akurat bilamana ada kandidat yang tak menyematkan gelar pendidikannya di surat suara.
Samarinda cukup istimewa. Dua-dua kandidat adalah doktor yaitu Andi Harun (doktor di bidang hukum) dan Rusmadi (doktor di bidang ekonomi pertanian). Selanjutnya, lima kandidat bergelar magister. Mereka adalah cabup Kukar Edi Damansyah (magister sains), cabup Berau Sri Juniarsih Mas (magister pendidikan), cabup-cawabup Kutim yaitu Ardiansyah Sulaiman (magister sains) dan Kasmidi Bulang (magister manajemen), serta cawabup Mahulu Yohanes Avun (magister sains).

BACA JUGA :  Pj Gubernur Kaltim Ajak Pemuda Miliki Visi Pembangunan di Hari Sumpah Pemuda

Adapun kandidat yang bergelar sarjana (S-1) ada tujuh orang. Yang menarik, dari ketujuh calon bergelar sarjana tersebut, berasal hanya dari dua disiplin ilmu. Empat di antaranya sarjana hukum, tiga sisanya sarjana ekonomi. Pengecualian untuk cabup Paser, Fahmi Fadli, yang memiliki gelar sarjana profesi dokter. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img