SAMARINDA – Tak sampai dua bulan hajatan demokrasi terbesar di Indonesia (mungkin dunia) akan berlangsung. Di tengah wabah Corona yang entah kapan selesai, suara optimistis dan pesimistis soal bisa sukses tidaknya pilkada terus muncul. Yang bisa menjawab perdebatan itu cuma pemilih sendiri. Pilihannya mencoblos atau tetap di rumah, dengan alasan takut terpapar virus.
Ingat, ada 9 kabupaten/kota di Kaltim yang membutuhkan peran aktif pemilih di 9 Desember 2020. Coblos wajah pasangan yang Anda suka. Jangan datang ke bilik suara hanya untuk golput! Sayang, sudah mempertaruhkan nyawa datang ke TPS, cuma golput pilihannya. Jangan pikirkan soal legalitas pasangan terpilih, sebab itu urusan KPU, selaku penyelenggara pilkada.
Itu langkah yang harus dilakukan saat pencoblosan. Untuk kampanye yang saat ini tengah berlangsung, jangan paksakan diri menghadiri kampanye tatap muka. Lebih baik lihat paparan paslon lewat daring atau online. Intinya kurangi interaksi langsung dengan orang lain. Laporkan jika ditemukan pelanggaran misalnya politik uang atau penyaluran bantuan Corona dengan gambar pasangan calon.
Kembali ke saat pencobolosan. Tegurlah bila ada anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang tak menerapkan 3M: menggunakan masker, mengatur jarak, dan mencuci tangan. Tentu kita semua tak berharap muncul klaster baru hanya karena pesta demokrasi ini. (red)