SAMARINDA– Komunitas warga Toraja kembali melakukan aksi damai di depan Apotek Kimia Farma, Jalan Hidayatullah, pada Kamis (18/4/2024) pukul 19.00 Wita.
Aksi ini dilakukan, lantaran sejak ditemukannya jenazah Bertha Mini Jama, pihak keluarga belum menemukan titik terang dari penyebab meninggalnya Bertha.
Saudara Bertha, Alfrida (30) mengatakan, tentu aksi ini merupakan aksi damai, dan sebagai doa untuk mengungkap kasus dari penyebab meninggalnya Bertha Mini Jama, yang mana jenazahnya ditemukan di dalam gudang Apotek Kimia Farma.
“Kami melakukan aksi seribu lilin ini adalah terang menjadi terang untuk kasus ini ke depant. Semoga kasus ini terbuka secara terang kepada kami keluarga, karena sudah terlalu lama kami menunggu dan belum ada kejelasan sampai hari ini,” terang Alfrida.
Sebagai informasi, Bertha sempat dinyatakan hilang pada 31 Januari 2024 lalu, dan ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada 18 Februari 2024, dengan kondisi membusuk.
“Sejauh ini belum ada informasi lagi mengenai kasus ini, kami berharap penyelidikan ini ditingkatkan menjadi penyidikan. Saat Rapat Dengan Pendapat (RDP) di DPRD Provinsi Kaltim, Kapolresta Samarinda mengatakan sudah siap digelar perkara, tapi sampai hari ini belum ada,” ujarnya.
Pihak keluarga Bertha, mengaku banyak kejanggalan di balik meninggalnya Bertha yang merupakan seorang pensiunan guru tersebut. Pasalnya, pada saat rekonstruksi, kepolisian menyebut bahwa almarhumah berjalan kaki dari rumah sakit Atma Husada ke Apotik Kimia Farma di Jalan Hidayatullah hanya memakan waktu 17 menit saja, tidak masuk akal.
“Lalu, kami diinformasikan pada 6 Maret 2024, sudah dibacakan hasil otopsinya tapi pada saat audiensi di Polres, Kapolresta menyebut akan mengkonfirmasi ulang otopsinya, jadi tanda tanya ke kami ada apa dengan hasil otopsi ini?,” tutur Alfrida.
Kemudian, Alfrida juga menyebutkan di tanggal 6 Maret 2024, meninggalnya Bertha dikarenakan mati lemas. Namun, keluarga mempertanyakan selama 14 hari Bertha di dalam gudang Apotik Kimia Farma, yang tidak berkeinginan berusaha keluar.
“Kalau untuk di belakang (gudang) masih kami tutup karena untuk kasusnya belum ada statement selesai. Jadi kami juga menghormati untuk TKP masih kami tutup, tapi kalau untuk operasional Apotik berjalan seperti normal,” imbuhnya.
Aksi 1.000 lilin ini digelar juga sebagai peringatan dua bulan pasca kepergian Bertha Mini Jama di Apotik Kimia Farma. Aksi ini merupakan bentuk, bahwa keluarga terus mengawal kasus ini hingga tuntas.
Pihak keluarga juga telah melakukan aksi damai di hadapan Mako Polresta Samarinda, namun menurut informasi dari keluarga Bertha, pihak kepolisian belum memberikan kepastikan kapan gelar perkara itu dilaksanakan.
“Kemarin kami juga sudah bersurat ke beberapa organisasi lembaga terkait kompolnas. Pada intinya kami masih menunggu kapan gelar perkara itu dilaksanakan, satu tuntutan kita waktu itu adalah ingin mendapatkan gelar perkara dan melaksanakannya di Samarinda, karena menurut informasi gelar perkara akan dilaksanakan di Balikpapan, tapi yang pasti kami menunggu gelar perkara itu kapan digelar,” tutup Alfrida.
Penulis : Ernita
Editor : Nicha R