TENGGARONG – Bukan untung, malah buntung. Jutaan ton kerang dara, yang siap dipanen oleh ratusan peternak mati tidak bersisa. Diduga akibat tercemar limbah hasil operasi perusahaan minyak dan gas (migas) PHSS. Tepatnya menimpa sejumlah desa di Kecamatan Muara Badak.
Total 3.871.080 ton kerang dara mati, yang dipelihara oleh peternak di 6 desa di Kecamatan Muara Badak. Karena tercemar pada Januari 2025 lalu. Sontak ratusan peternak menggeruduk kantor milik PHSS, sebanyak dua kali. Sejak Selasa (4/2/2025) dan berlanjut pada Rabu (5/2/2025). Mereka menuntut sejumlah hal, namun urung ditemui pihak PHSS. Lantaran merugi miliaran rupiah.
“Kita lakukan aksi dengan menghamburkan ratusan kerang yang sudah mati di depan kantor PHSS,” jelas Muhammad Yusuf, salah satu peserta aksi di lapangan.
Aksi ini dilakukan, lantaran urung mendapatkan kejelasan dari pihak PHSS. Mulai dari mediasi yang dilakukan ditingkat kecamatan hingga Kabupaten pada Januari 2025 lalu.”Ini keresahan kita sebagai nelayan, beberapa kali sudah di mediasi tapi tak ada titik temu,” lanjutnya.
“Kami rasa PHSS tidak serius menanggapi permasalahan ini. Ada ratusan nelayan dan jutaan kerang yang mati, kami hanya ingin meminta tanggung jawab sosial,” ujarnya.
Terkait sampel, pun sudah dilakukan sebanyak dua kali dengan melibatkan, Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Namun hingga kini tidak pihak nelayan tidak mengantongi hasilnya.”Kami tegaskan kepada perusahaan, aksi ini akan berlanjut sampai ada kesepakatan yang serius ke nelayan,” tutupnya.
Penulis : Muhammad Rafi’i