PENAJAM– Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Soswasbang) oleh Anggota DPRD Kaltim, Rusman Ya’qub, di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Minggu, (26/11/2023).
Pesan utama yang ia sampaikan, masyarakat tetap jeli melihat perkembangan dan perubahan zaman ditengah cepatnya perubahan zaman terutama dari aspek informasi dan budaya.
“Penting untuk kembali kita perdalam wawasan kebangsaan yang kita miliki sebagai warga bangsa dengan adat istiadat ketimurannya. Dimana adat ketimuran menjunjung tinggi etika, kebersamaan, saling menjaga dan tingkat toleransinya yang tinggi sebagai sesama anak bangs,” bebernya.
Perihal itu yang belakangan dirasa mulai memudar di tengah pergaulan masyarakat kita. “Hari ini dalam lingkup sosial, telah terjadi kesenjangan yang begitu terasa. Kita sudah mulai saling mudah membenci hanya karena perbedaan. Baik itu budaya, suku dan strata pergaulan yang sangat menghawatirkan,”ujar Rusman.
Dengan perubahan zaman yang semakin cepat, dengan maraknya budaya-budaya asing yang datang melalui media sosial, sangat berpotensi memengaruhi cara pandang dan bersikap warga bangsa. Oleh karenanya menurut Rusman Ya’qub, DPRD Kaltim bersama Pemerintah terus mengupayakan agar masyarakat tetap memiliki solidaritas berbangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Negara kita tidak sedang ada konflik dengan negara lain. Tidak juga dalam keadaan darurat, namun dengan perubahan zaman yang begitu kuat dan massif, terutama di bidang budaya. Maka penting untuk kembali masyarakat kita memperkuat dan memperkokoh semangat kebangsaan kita agar budaya asing tidak mudah mempengaruhi kita, terutama generasi muda kuta saat ini,” terang Rusman Ya’qub, Ketua Fraksi PPP DPRD Kaltim.
Dalam kegiatan soswasbang ini, Rusman Ya’qub menjelaskan ada empat pilar bangsa yang tetap harus menjadi pedoman kita. Yaitu bagaimana kita jadikan Pancasila sebagai falsafah bangsa. Kemudian Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sebagai prosedur negara yang haris ditaati. Demikian juga NKRI sebagai komitmen bersatunya semua unsur masyarakat kita yang majemuk, dan Bhinneka Tunggal Ika, menjadi semangat kebersamaan diantara ragamnya perbedaan yang kita miliki.
“Jika ke empat pilar itu, Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika tetap menjadi komitmen kita sebagai warga bangsa, maka niscaya kita tidak akan mudah disusupi idiologi dari negara manapun, baik melalui budaya, teknologi dan lainnya. Kita akan tetap kokoh sebagai Bangsa Indonesia yang memiliki peradaban yang luar biasa dan disegani negara lain,” terang politisi PPP Kaltim ini. (adv/mk)