Beranda SAMARINDA Perubahan Budaya pada Masyarakat Multikultural di Era New Normal

Perubahan Budaya pada Masyarakat Multikultural di Era New Normal

0
Alkausar Etka Bintang

Pada awal tahun 2020 dunia dikejutkan dengan adanya virus corona atau Covid-19, virus ini sangat berbahaya dan juga penularan dari virus ini sangat cepat, banyak negara yang terjangkit oleh virus ini.

Oleh karena itu WHO menyatakan bahwa Covid-19 ini sebagai pandemi, Covid-19 ini sudah menyebar di 220 negara di dunia dengan total kasus yang mencapai angka 278 juta.

Di Indonesia sendiri Covid-19 pertama kali dilaporkan masuk pada 2 maret 2020 di Depok, Jawa Barat dan terus mengalami lonjakan setiap harinya. Masuknya Covid-19 di Indonesia ini mengharuskan pemerintah menerapkan kebijakan PPKM guna memutus rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Dengan adanya PPKM ini budaya yang ada di masyarakat menjadi ikut berubah, budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Contohnya seperti budaya masyarakat yang selalu bertemu langsung dengan orang-orang (tatap muka) sebagai cara bercengkrama satu sama lain, kini menjadi secara virtual melalui handphone atau monitor masing-masing.

Adanya pandemi ini menjadikan masyarakat untuk melakukan segala aktifitas dari dirumah tak terkecuali dengan belanja. Dimana sebelum adanya pandemi orang-orang yang ingin berbelanja dapat pergi langsung ke tempat perbelalanjaan, tetapi berbeda dengan sekarang masyarakat yang ingin berbelanja dapat melakukannya secara online.

Berbelanja secara online ini memiliki dampak positif dan negatif didalamnya, positfnya seperti praktis dan efisien, banyak diskon atau promo, sedangkan negatifnya barang bisa saja tidak sesuai dengan ekspektasi, terkadang membeli barang yang tidak perlu, dan juga rawan penipuan.

Perubahan budaya ini juga terjadi pada dunia Pendidikan, dimana Pendidikan mau tidak mau diharuskan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dan harus bisa beradaptasi dengan cepat terhadap sistem digital.

Sedangkan digitalisai di Indonesia belum sepenuhnya merata, sehingga ini menjadi efek domino bagi pemerintah dimana disisi lain pemerintah diharuskan membangun infrastruktur yang memadai guna menunjang pemerataan digitalisai dalam Pendidikan.

Perubahan yang disebabkan karena covid-19 akan mempengaruhi banyak aspek pada kehidupan, mengingat masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multikultural yang memiliki perbedaan suku bangsa, bahasa, agama, dan adat istiadat, menyebabkan struktur yang ada di masyarakat, fungsi sosial masyarakat, nilai dan norma, pola perilaku, kebiasaan, dan sebagainya, akan ikut berubah.

Seiring berjalannya penerapan PPKM banyak masyarakat yang menjadi cemas akan perekonomian mereka, karena tidak semua orang bisa bekerja dari rumah yang disebabkan oleh faktor dari pekerjaan mereka.

Menurut data dari brookings institution menunjukan bahwa hanya sekitar 50 persen pekerjaan yang sepenuhnya dapat dilakukan dari rumah. Sebagian masyarakat ada yang tetap harus bekerja di luar rumah meski itu berbahaya bagi mereka.

Oleh karena itu pemerintah di Indonesia maupun di dunia menerapkan kebijakan baru yaitu, new normal. Ketua tim pakar gugus tugas percepatan penanganan covid-19, Wiku Adisasmito menjelaskan new normal merupakan adaptasi kebiasaan baru dalam rangka menuju masyarakat yang produktif dan aman dari covid-19. Adanya penerapan new normal ini bertujuan untuk merubah budaya hidup masyarakat menjadi lebih sehat dan taat akan protokol Kesehatan.

Harapannya dengan diberlakukannya new normal ini masyarakat dapat beradaptasi menjalankan pola perilaku yang baru dan melakukan aktifitas diluar rumah secara optimal dengan menerapkan protokol Kesehatan yang berlaku. Sebagaimana yang disebutkan Charles Darwin bukan mereka yang paling kuat atau pintar yang dapat bertahan, melainkan mereka yang dapat beradaptasi terhadap perubahan.

Karena sejauh ini kita belum dapat menghilangkan virus ini dari kehidupan kita, jadi mau tidak mau kita harus terbiasa hidup dengan Covid-19 ini, dan mencoba bersahabat dengan keadaan.

Walaupun dalam situasi seperti sekarang, kita sebagai makhluk sosial yang hidup bersama, tetap harus saling membantu, menghormati, dan saling toleransi antar sesama, Agar budaya yang ada pada masyarkat multikultural di Indonesia ini tetap dapat terjaga. (**)

Oleh: Alkausar Etka Bintang, Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version