spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pertama Kali di Indonesia Agen Pelajar Penting: Peduli Stunting

SAMARINDA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kaltim terus menggaungkan sosialisasi pembentukan pelajar penting atau pelajar peduli stunting di tingkat SMA/SMK/SLB.

Hal ini bertujuan untuk menekan angka stunting di Kaltim, sesuai target Pemerintah Provinsi (Pemprov Kaltim)  dari 22,8 persen menjadi di bawah 20 persen. Atau menjadi 14 persen sesuai arahan Pemerintah Pusat.

Berkenaan dengan itu, Disdikbud Kaltim sebagai salah satu bagian dari tim penurunan angka stunting daerah menyasar penurunan stunting dari pelajar atau dari hulu.

Dengan harapan, pelajar-pelajar ini tidak hanya memiliki pengetahuan mengenai stunting. Namun, juga menjadi agen perubahan di masyarakat untuk menyosialisasikan tentang stunting.

Kabid Pembinaan SMA Mispoyo mengungkapkan saat ini pihaknya terus melakukan sosialisasi ke sejumlah sekolah di Samarinda. Tentu saja, sosialisasi ini nantinya akan menyasar seluruh sekolah yang ada di 10 kabupaten/kota se-Kaltim.

“Hal ini sangat penting. Karena, pelajar inikan calon pengantin. Selain harapannya pengetahuan tentang stunting ini bermanfaat untuk mereka pribadi. Harapannya, pengetahuan yang dimiliki itu juga bermanfaat untuk keluarga dan masyarakat sekitar. Sehingga, mereka secara tidak langsung jadi agen perubahan dalam upaya menekan stunting di Kaltim,” tuturnya.

Mispoyo mengakui, pelajar penting atau pelajar peduli stunting ini merupakan program baru yang digagas oleh Disdikbud Kaltim. Dengan  tujuan, memaksimalkan penurunan angka stunting sejak calon pengantin masih remaja. Sehingga, dengan adanya upaya penurunan angka stunting dari hulu yang dibawahi Disdikbudk Kaltim ini, serta dari hilir dengan instansi pengampu lainnya.

Harapannya, akan memaksimalkan upaya penurunan stunting dalam memenuhi target Pemprov Kaltim dan nasional. Serta, peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah.

“Harapannya, nanti pembentukan pelajar penting ini akan menasional. Sehingga, target pemerintah pusat dalam menurunkan angka stunting menjadi 14 persen dapat tercapai,” tuturnya.

Mispoyo berharap ini akan menjadi percontohan secara nasional. Karena ini baru pertama kali di Indonesia.
Mungkin ini baru bagi orang awam, makanya ia terus gencar mensosialisasikan.

Sebagai langkah awal, dilibatkan Paskibraka Nasional asal Kaltim. Mereka adalah Muhammad Remyza Baihaqi, siswa dari SMA 2 Samarinda yang menjadi wakil Kaltim di Paskibraka Nasional 2022 dan Raissa Radinka Putri Syailendra dari SMA 3 Samarinda yang juga pernah mewakili Kaltim di Paskibraka Nasional 2021.

Keduanya dilibatkan bukan tanpa alasan, menurut Mispoyo, Remyza dan Raissa bisa menjadi contoh bagi siswa lain. Selain sebagai Duta Pancasila, keduanya juga sudah menorehkan prestasi secara nasional dan secara fisik mereka punya badan yang sehat dan tinggi. Biasa terapkan pola hidup sehat.

Ini bisa jadi contoh orang yang bebas stunting. Pengetahuan stunting ini juga kurang banyak yang tahu. Setelah dilakukan survei di sekolah-sekolah, banyak yang belum mengerti arti stunting.

Tahun 2024 nanti diharapkan angka stunting bisa turun, dan siswanya akan dibentuk komunitas pelajar anti stunting agar bisa dimasukan dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila, ada tema dari Kementerian yakni hidup berkelanjutan di Kurikulum Merdeka, sub temanya ini bisa Stunting.

“Nanti sekolah-sekolah membuat project P5. Karena di Merdeka Belajar ini nanti ada 3 project untuk anak agar naik kelas. Terserah tergantung temanya, misalnya kewirausahaan, hidup demokrasi misalnya pemilihan osis, atau bisa juga stunting. Siswa yang kita jadikan agen untuk mensosialisasikan, dan ini juga menjadi pertama di Indonesia,” jelasnya. (adv/diskominfokaltim)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti