PENAJAM PASER UTARA – Perpindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke Ibu Kota Nusantara (IKN) terus mengalami perubahan jadwal. Hal ini berkaitan dengan kesiapan sarana dan prasarana yang menunjang ASN di IKN.
Deputi Bidang Sosial, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN (OIKN), Alimuddin mengatakan sebenarnya pemindahan ASN tersebut sedang didata kembali. Pendataan ini bukan dilakukan dari nol, tetapi guna melakukan verifikasi kembali nama-nama yang telah didata sebelumnya.
“Karena yang menarik di IKN itu adalah, bahwa kami memang siap menerima perpindahan tersebut,” ungkapnya, Senin (27/01/2025).
Disinggung terkait dengan jalur koordinasi dengan pemerintah pusat, Alimuddin mengatakan sebenarnya sejak awal tidak ada gap informasi terkait hal tersebut. Pihaknya terus aktif melakukan koordinasi.
Namun, pihaknya juga perlu realistis dalam memutuskan perpindahan ini. Perbedaan kultur juga gaya hidup menjadi pertimbangan utama, terlebih terkait dengan persediaan layanan dasar seperti fasilitas kesehatan juga pendidikan yang menunjang.
“Kita juga kan harus jadi realistis. Yang mau pindah ke sini kan orang Jakarta. Ya kayak mal-nya nggak ada. Paling utama, kok pindah ke sini layanan kesehatan kita tidak ada, anak-anak kita mau sekolah di mana,” tambahnya.
Oleh sebab itu, Alimuddin menegaskan pentingnya akselerasi pembangunan patut dilakukan. Hal ini guna memfasilitasi anak-anak ASN yang turut melakukan perpindahan akan mendapatkan pelayanan sekolah yang layak.
“Dan kami juga di wilayah IKN juga melakukan sebuah akselerasi. Anak-anak sekolah ini bisa bahasa Inggris dan lain-lain. Walaupun sebenarnya hal seperti itu juga sedang kita lakukan,” jelasnya.
Bahkan menurutnya, perlu pendataan detail seperti agama yang dianut para ASN, guna penyediaan tempat ibadah dilakukan di IKN. Data komplit ini yang mungkin sedang di review kembali oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB), Rini Widyantini.
“Tetapi bahwa selalu berubah-ubah, iya. Saya pikir kalau berubah untuk penyelesaian lebih baik, baguslah. Misalkan di awal-awal sama sekali tidak ada data kaitan dengan berapa anak ASN yang pindah gitu ya,” paparnya.
Belum lagi, lanjut Alimuddin, terkait penyediaan gas dan air sebagai kebutuhan dasar. Walaupun keadaan air sudah mumpuni di IKN dan dapat langsung diminum, sedangkan gas masih sedang dalam tahap pembangunan.
“Karena kita juga berharap fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan ASN pindah ke sini itu menjadi daya tarik. Misalkan towernya sudah ada gasnya gitu ya. Airnya sudah bisa diminum. Kalau air sih bagus ya sekarang. Kita juga kadang nginep di sana. Transportasi umumnya juga ke kantornya perlu diperhatikan,” jelasnya.
Menurutnya, jangan sampai perpindahan ASN dari Jakarta ke IKN malah semakin sengsara. Walaupun perpindahan ASN juga sangat dibutuhkan untuk membangun ekosistem perkotaan, namun perlu banyak penyesuaian dengan budaya kerjanya.
Nantinya, ASN yang pindah ke IKN akan mendapatkan fasilitas perkantoran dan digitalisasi yang mumpuni. Bahkan 70 persennya dapat bekerja di mana saja dan 30 persennya di kantor.
“Berapa kali timingnya lepas ya. Misalkan kita 1 Januari gitu ya. Awal-awal Januari lah gitu. setelah akhir Februari kita sudah masuk Ramadan gitu. Sehingga dipikirkan lagi mungkin setelah Lebaran gitu ya. Tapi setelah itu l, Bu Menteri menyampaikan bahwa masih mendata ulang,” tutupnya.
Penulis: Nelly Agustina
Editor: Nicha R