MAHAKAM ULU – Kunjungan kerja (kunker) Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat ke Kabupaten Mahakam Ulu dalam rangka memantau tingkat persentsi stunting di kawasan perbatasan. Tak hanya itu, pihaknya turut berupaya menekan perkembangan jumlah penduduk dengan imbauan penggunaan kontrasepsi.
Kegiatan itu menghadirkan kaum perempuan dengan jumlah anak lebih dari dua orang, untuk dipasang susuk KB secara gratis.
Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo mengatakan kini telah ada Implan KB satu batang yang pemasangannya secara tunggal dengan sistem injek tanpa membelah kulit, dan dapat digunakan oleh wanita setelah melahirkan. Produk serupa sebelumnya dipasang sebanyak enam buah dan memiliki ketahanan yang sama, yakni berakhir hingga tiga tahun kemudian.
“Untuk Mahakam Ulu kita tolerir lebih dari dua anak lah ya mengingat minimnya jumlah penduduk, namun harus diperhatikan jarak kelahiran yang lebih dari tiga tahun,” ujarnya, pada Minggu, (12/5/2024) lalu.
Dikatakanya bahwa berdasarkan jumlah penduduk Mahakam Ulu sebesar 36 ribu jiwa, hendaknya dapat mengontrol jumlah kelahiran maksimal sebanyak 600 orang setiap tahun dan 2 anak per harinya di seluruh wilayah perbatasan itu.
Hal ini dapat dilakukan pendataan pada fasilitas kesehatan yang ada, yakni di 2 Rumah Sakit Pratama, 6 Puskesmas serta Puskesmas pembantu di setiap desa yang ada di Mahulu.
Pravelensi Stunting Mahulu menempati urutan terendah di Kaltim. Kebutuhan gizi yang cukup sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak sejak dalam kandungan hingga fase 1.000 hari kehidupan pertama. Sehingga pemerintah sangat antusias dalam upaya memerangi stunting di Tanah Air.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Mahakam Ulu, Petronela Tugan menyebutkan, berdasarkan data dari aplikasi Eleltronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), pavelensi angka stunting di Mahulu berada pada level 10,78 persen akhir Tahun 2023.
“Angka tersebut turun drastis setelah beberapa tahun sebelumnya di kisaran 14,8 persen,” katanya.
Petronela mengakui bahwa persentase itu merupakan angka tetendah diantara 10 kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Timur. Meski demikian, pihaknya tetap terus berupaya menekan angka stunting di kawasan perbatasan itu seminimal mungkin.
“Upaya itu kita barengi dengan pemberian makanan tambahan dengan gizi seimbang, berkoordinasi bersama instansi terkait untuk tindak lanjutan serta himbauan menikah pada usia dini,” jelasnya.
Pewarta: Ichal
Editor : Nicha R.