SAMARINDA – Salah satu Tokoh Masyarakat Adat Dayak Kaltim, Martinus Usat, menyoroti banyaknya jalan yang belum tersentuh dengan kondisi yang rusak khususnya di daerah pedalaman dan penghubung antar kabupaten/kota.
Menurutnya hal ini merupakan salah satu tugas yang belum tuntas dari pemerintahan sebelumnya yakni Isran Noor dan Hadi Mulyadi.
“Saya mewakili masyarakat adat dayak khususnya desa pedalaman, masih banyak jalan rusak yang belum diperbaiki oleh kepemimpinan Isran-Hadi sebelumnya,” ungkapnya, Sabtu (7/9/2024).
Jalan rusak yang ia maksud, berada di sejumlah daerah seperti di Kutai Timur, Mahakam Ulu, Kutai Barat, khususnya yang mengarah ke desa-desa pedalaman. Meskipun ada jalan yang non status, ia berharap Pemprov Kaltim tak angkat tangan.
Padahal Martinus menilai, akses jalan yang baik sangat penting untuk meningkatkan perekonomian dan kehidupan masyarakat adat di daerah terpencil.
“Mereka (masyarakat adat) hidup di pedalaman, bukan perkotaan. Jika ada dari mereka yang sakit, namun akses jalan masih rusak kan menghambat aktivitas mereka untuk bepergian,” ucapnya pada Sabtu (7/9/2024).
Untuk itu menurutnya harus ada pemimpin yang benar-benar menjadikan prioritas pembangunan jalan khususnya di daerah pedalaman. Dan momen pesta demokrasi November mendatang, dianggapnya penentu nasib dari jalan-jalan yang masih belum tersentuh tersebut.
“Gubernur dan Wakil Gubernur selanjutnya harus mempertimbangkan skala prioritas untuk pembangunan infrastruktur jalan di daerah Kaltim,” tutur Martinus.
Isran Noor pernah menanggapi kondisi jalan rusak yang pernah dikeluhkan masyarakat dari dan menuju Kutai Barat. Kala itu memastikan kondisi jalan mantap pada ruas jalan nasional dari Tenggarong (Kutai Kartanegara) sampai Barong Tongkok (Kutai Barat) akan mencapai 96 persen pada akhir Desember 2024.
Dalam pertemuan dengan masyarakat Kutai Barat di Alun-Alun Itho pada Rabu (13/9/2024) lalu, Isran Noor menyampaikan komitmennya terhadap pemulihan jalan yang mengalami kerusakan. Isran menjelaskan bahwa jalan yang berlubang adalah hal yang biasa, tetapi tujuannya adalah membuat jalan tersebut menjadi mulus.
“Jalan ke Kubar berlubang, itu biasa. Kalau mulus, itu baru luar biasa. Itu yang akan terus kami perjuangkan. Jalan yang mulus,” ujar Isran Noor.
Sebagai informasi, berdasar data Badan Pusat Statistik Kaltim 2023 lalu, mencatat jalan nasional di provinsi ini sepanjang 1.710 kilometer. Dari akses sepanjang itu, kerusakan jalan nasional sepanjang 301 kilometer.
Kerusakan terpanjang berada di Kutai Barat yakni 95,4 kilometer, disusul dengan Kutai Timur 95,1 kilometer dan Kutai Kartanegara 57,8 kilometer, serta beberapa kerusakan jalan daerah kabupaten lain di Kaltim.
Pewarta : Andi Desky
Editor : Nicha R