SIAPA yang tidak tahu lato-lato? Permainan yang kini viral dan menjadi tren itu mencuri perhatian banyak orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Berbagai pedagang kini juga ikut menjual lato-lato. Bahkan di Tenggarong, hampir setiap toko sembako memajang mainan ini sebagai barang jualan.
“Iya banyak yang cari, apalagi waktu baru-baru kemarin, satu hari bisa habis 10-15 lato-lato, cuma kalau sekarang agak berkurang mungkin karena sedang pada punya kan,” kata Siti Aminah, pedagang sembako yang juga menjual lato-lato.
Dengan berjualan lato-lato ini Siti bisa meraup untung cukup besar. Dengan modal Rp 4 ribu, ia menjual kembali dengan harga Rp 10 ribu. Untung dua kali lipat dari modal.
“Terbilang banyak untungnya, satu lato-lato saya bisa dapat untung Rp 6 ribu, ya alhamdulillah. Mungkin selama ini yang sudah berhasil saya jual lebih dari 100 buah (lato-lato),” ujarnya.
Sama halnya dengan Ridwan, salah seorang penjual mainan yang mengaku jika omset penjualannya meningkat sejak hadirnya permainan lato-lato ini. “Alhamdulillah laris. Dulu itu cuma Rp 7 ribu sekarang Rp 10 ribu,” ujarnya yang ditemui saat berjualan di depan SDN 001 Balikpapan Kota.
Ingin mencari keuntungan yang lebih, Riduan pun membeli lato-lato dari Jawa. Ia membeli lato-lato per karung berisi 400 buah dengan harga Rp 2 juta. “Saya sudah habis 3 karung pas lagi rame-ramenya itu. Sekarang sisa setengah karung saja. Karena sudah dilarang sama sekolah, jadi anak-anak jarang beli,” katanya.
Salah seorang bocah Zian Ramadhan (10) mengaku jika ia tertarik bermain lato-lato ini karena di lingkungan tempat tinggalnya banyak anak-anak seusianya yang memainkan. “Ramai yang main om, jadi saya juga ikut main,” ujarnya.
Ditanya apakah dirinya sudah mahir memainkannya, ia mengaku sempat kesulitan. Bahkan tangannya pernah mengalami memar akibat belajar bermain lato-lato. “Ia om, sempat sakit-sakit tapi sudah bisa ini,” jelasnya sambil tersenyum.
Lain halnya dengan Habibi (15), yang sudah mahir memainkan lato-lato tak pernah mengalami kendala berarti saat memainkannya. ” Paling kena tangan biasa saja,” ujarnya.
Hampir setiap sudut lingkungan kini sering terdengar suara lato-lato. Tak jarang beberapa warga ada yang merasa kesal akibat suara yang ditimbulkan permainan lato-lato. “Kesal juga kadang dengar suaranya itu. Berisik,” ujar Abdi, warga Sumberejo, Balikpapan Tengah.
Meski demikian, Abdi masih menilai wajar. Pasalnya ia beranggapan lebih baik anak-anak bermain lato-lato ketimbang bermain gadget. “Sebetulnya sih bagus aja ya mereka ini main lato-lato, ketimbang main HP terus kan. Tapi ya itu lagi, kadang berisik apalagi kalau bermainnya malam sangat mengganggu,” ujarnya. (bom/eky/afi/bs/tabs)