spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pengganti Masjaya Bermunculan, 6 Akademikus Dikabarkan Masuk Bursa Rektor Unmul 

Masa jabatan rektor Universitas Mulawarman, Prof Masjaya, habis tahun depan. Menjelang empat bulan pergantian, ada enam nama akademikus yang diisukan bakal bersaing memperebutkan pucuk pimpinan Unmul. Dua di antaranya menyatakan siap. Salah satunya bahkan sudah merancang program kerja sejak jauh-jauh hari.

Kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com, seorang sumber yang namanya tidak ingin disebutkan, membeberkan identitas keenam bakal calon rektor Unmul. Tiga di antaranya yakni Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Masrur Yahya; Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Idris Mandang; dan Guru Besar Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris, Prof Susilo.

Tiga lainnya adalah Ketua Senat Unmul, Irwan Gani; Wakil Rektor Bidang Umum, Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Abdunnur; serta Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Hubungan Masyarakat, Bohari Yusuf. Akademikus Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unmul, Budiman, membenarkan, enam nama tersebut diisukan bakal ikut pemilihan rektor Unmul.

Selain Prof Susilo, lima nama yang lain disebut adalah peserta baru dalam rektor Unmul. Prof Susilo diketahui sudah dua kali berlaga dalam kontestasi itu. Meski demikian, Budiman mengatakan, dari enam nama tersebut tidak ada figur kuat menggantikan Prof Masjaya yang menjabat selama delapan tahun.

“Sebenarnya bisa lebih lagi (calonnya) karena kemungkinan, tidak ada petahana yang berpotensi merebut kemenangan tinggi. Tetapi, dari selentingan dan pergerakan yang muncul, kemungkinan nama-nama itu yang bakal berkompetisi,” urai Budiman, via telepon, Senin, 13 Desember 2021.

kaltimkece.id, jaringan mediakaltim.com mengonfirmasi enam orang yang disebut bakal berkontestasi dalam pemilihan rektor Unmul sejak Senin, 13 Desember 2021. Akan tetapi, hingga Selasa, 14 Desember 2021, Dekan FIB, Masrur Yahya belum merespons upaya konfirmasi yang dikirimkan melalui pesan pendek.

Dekan Fakultas FMIPA, Idris Mandang, tak menampik bakal mencalonkan diri sebagai rektor Unmul. Akademikus yang berkonsentrasi di bidang oseanografi ini mengklain mendapat dukungan dari berbagai pihak. “Iya betul. Atas dorongan teman-teman, baik dosen, anggota senat dan mahasiswa sejak 2020,” klaimnya.

BACA JUGA :  Komunikasi Multikultural: Penggunaan Bahasa Gaul pada Remaja Era Normal Baru

Ia bahkan sudah menyusun visi dan misi menjadi rektor kampus almamater kebangaan kuning. Visi-misi itu tertuang dalam sebuah dokumen bertajuk ‘Unmul Maju Bersama’. Idris menjelaskan, jika terpilih kelak, ia bakal menjadikan Unmul sebagai the best academic excellence atau pusat akademik unggul di Indonesia timur.

Misinya, menyelenggarakan pendidikan berbasis keunggulan akademik, sumber daya manusia, dan tata kelola internal yang efektif. Idris menyebut memiliki empat program kerja utama.

Program-program tersebut, antara lain, akselerasi pemeringkatan Unmul secara nasional dan internasional melalui tranformasi tata kelola internal yang efisien berbasis IT dan tranformasi kelembagaan UNMUL yang produktif, serta percepatan kinerja penelitian.

Selain itu publikasi dan hak kekayaan intelektual, serta percepatan dosen bergelar doktor dan jabatan fungsional lektor kepala dan guru besar. Kemudian percepatan peningkatan pendapatan Unmul melalui pemanfaatan aset dan sumber daya secara maksimal, serta percepatan akreditasi program studi, baik akreditasi internasional maupun akreditasi BAN-PT A (unggul) melalui perbaikan dan transformasi kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE), serta penganggaran yang memadai.

Khusus pada poin penelitian, Idris mengatakan akan me-reaktivasi para guru besar dan dosen lektor kepala melalui hibah riset dan penelitian. Selain itu, ia akan menggandeng dan memberdayakan mahasiswa melalui pembentukan program student chapter di setiap program studi dan fakultas.

Program ini, terang Idris, bertujuan mendorong mahasiswa menghasilkan penelitian dan publikasi ilmiah yang berkualitas. Pengembangan kapasitas sumber daya manusia komperhensif pun akan dilakukan dengan melibatkan dosen PNS atau non-PNS melalui pelatihan pembagian tugas, pelatihan reguler, jaminan karier, dan tunjangan kesejahteraan atau remunerasi yang adil. Termasuk meningkatkan anggaran riset dan penelitan di Unmul, juga akan dikerjakannya.

“Saya juga mendorong peningkatan digitalisasi pelayanan dan pendataan di kampus melalui pembentukan data center. Kami harus mendorong pengembangan kapasitas SDM di Unmul,” beber alumnus program Doktoral Earth System Science and Technology, Kyushu University, Jepang, ini.

Sementara itu, Ketua Senat Unmul, Irwan Gani, memberikan jawaban diplomatis mengenai isu pencalonan dirinya. Ia mengaku tidak mencalonkan diri. Ia masih ingin fokus dengan kerja-kerja senat. Hanya saja, Irwan belum menutup pintu rapat-rapat. Jika ada dorongan dari berbagai pihak, ia bersedia maju dalam pemilihan rektor Unmul.

BACA JUGA :  Penyaluran Solar ke PPU Sudah Over Kuota, Pemkab Tunggu Pertamina Terapkan Fuel Card

“Saya welcome dengan semua dukungan ataupun permintaan teman-teman. Pemilihan rektor ‘kan tidak tergantung dari punya keinginan saja, tapi seberapa besar potensi dan dukungan anggota senat serta seluruh civitas,” terangnya.

Bohari Yusuf mengaku akan mencalonkan diri sebagai rektor Unmul jika senat sudah membentuk panitia pemilihan dan membuka tahapan pengembalian formulir bakal calon. Meski demikian, ia belum mau membeberkan visi-misi dan program kerja jika terpilih sebagai rektor.

“Intinya, kami ingin memajukan kampus lebih baik lagi. Insyaallah, karena sudah menemani Pak Rektor, saya tahu apa yang dibutuhkan Unmul dan cara mencapainya,” ucap alumnus Universite de Pau et Des Pays de L’Adour, Prancis, tersebut.

Adapun Prof Susilo, tidak memberikan jawaban secara gamblang. “Tidak apa-apa jika disebut. Berarti masih ada trust saya,” ucap Guru Besar Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris.

Sementara Abdunnur, belum mau berkomentar soal isu pencalonan dirinya. Saat diwawancarai, Wakil Rektor Bidang Umum, Sumber Daya Manusia dan Keuangan, ini dalam perjalanan dari luar kota.

Ketua Senat Unmul, Irwan Gani, menjelaskan, senat membentuk panitia pemilihan rektor pada April 2022. Pemilihannya dilangsungkan paling lambat 5 bulan sebelum masa jabatan rektor berakhir pada Oktober 2022. Ketentuan tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Bernomor 21/2018.

Landasan dari pembentukan kepanitiaan disesuaikan dengan surat pemberitahuan dari Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (Dikti), dan surat pemberitahuan masa akhir jabatan Rektor Unmul, Prof Masjaya. Kepanitiaannya bakal diisi oleh perwakilan Senat dan non-senat seperti tenaga administrasi Unmul. “Pembentukannya juga melihat dari surat pemberitahuan dan surat balasan kementrian,” jelas Irwan.

Dia menjelaskan empat tahap proses pemilihan rektor. Keempatnya yakni penjaringan bakal calon, penyaringan calon, pemilihan calon, hingga penetapan dan pelatikan rektor baru. Berdasarkan lini masa tersebut, penjaringan bakal calon dilakukan pada bulan yang sama pembentukan kepanitiaan dan pengesahan tata tertib pemilihan. Pada tahap ini pula, kampus diwajibkan memiliki lima bakal calon rektor.

BACA JUGA :  1,5 Jam Membakar Pemukiman Jl Pangeran Bendahara, 80 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi bakal calon rektor. Persyaratan umumnya seperti mengantongi surat kesehatan fisik, tidak pernah terlibat kasus pidana, bebas narkoba, dan tidak pernah menjalani hukuman disipilin. Adapun persyaratan khusus, yakni berstatus pegawai negeri sipil (PNS), berusia maksimal 60 tahun, memiliki tongkat akademik minimal lektor kepala (golongan IV/C), minimal pernah menjadi ketua jurusan, dan telah memiliki gelar pendidikan doktor atau strata-3 (S3).

Setelah lolos seleksi administrasi, para bakal calon diseleksi menjadi tiga calon. Penyaringan dilakukan dalam sidang senat yang dilakukan secara tertutup. Mekanisime penyaringannya melalui musyawarah mufakat atau voting. Setelah tiga nama calon didapatkan, senat melakukan rapat tertutup dan menyeleksi lagi tiga nama tersebut. Dari 100 persen suara, Unmul memiliki setidaknya 86 anggota senat yang memiliki hak memilih rektor. Sementara Dikti, memiliki 24 suara memilih rektor.

Irwan optimis, pemilihan rektor tahun depan berlangsung secara tatap muka dengan protokol kesehatan ketat. Keyakinan tersebut datang melihat kesuksesan wisuda gelombang ke-IV Unmul yang berjalan secara luring dan menghadirkan sekitar 200 orang wisudawan pada 11 Desember 2021.

Akademikus Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Budiman berpesan, siapapun yang akan berkontestasi pada pemilihan nanti, harus bisa mengantongi simpati dari anggota senat dan Dikti. Kontestan juga harus memiliki rencana besar untuk mendorong keterlibatan Unmul dalam pemindahan ibu kota negara baru ke Kaltim. Termasuk menaikkan pemeringkatan kampus di tingkat nasional yang memiliki jejaring internasional. “Sudah saatnya Unmul terbang tinggi,” ujarnya.

Rektor Unmul, Prof Masjaya, belum merespons upaya konfirmasi media ini mengenai pemilihan rektor tahun depan. Pesan singkat yang dilayangkan ke rektor periode 2014-2022 itu belum berbalas. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img