KUTAI BARAT – Pelaksana Tugas (Plt) Panitera Pengadilan Agama Sendawar, Kabupaten Kutai Barat, Suhaimi Rahman, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, pengadilan tersebut menangani sedikitnya 159 perkara perceraian, yang terdiri dari 133 kasus cerai gugat dan 26 perkara cerai talak.
“Kalau kita merujuk pada kasus perceraian di Pengadilan Agama Sendawar, Kutai Barat, pada tahun 2024 lalu, tercatat ada 159 perkara perceraian yang sudah ditangani,” ujar Suhaimi Rahman, Senin (17/2/2025), saat ditemui di ruang kerjanya di Jalan Paulus Doy Lambeng, Komplek Perkantoran Pemkab Kubar, Kelurahan Simpang Raya, Kecamatan Barong Tongkok.
Mayoritas dari perkara perceraian ini didominasi oleh istri sebagai pihak penggugat. Suhaimi menjelaskan bahwa terdapat dua jenis perceraian yang ditangani oleh Pengadilan Agama Sendawar, yaitu cerai gugat yang digugat oleh pihak istri, dan cerai talak yang digugat oleh pihak suami.
“Hampir rata-rata penyebab perceraian ini adalah masalah ekonomi. Selain itu, masalah perselisihan yang disebabkan oleh adanya orang ketiga juga menjadi faktor utama,” tambahnya.
Dari 159 perkara perceraian yang ditangani, tidak semuanya berasal dari Kabupaten Kutai Barat. Terdapat beberapa kasus yang berasal dari Kabupaten Mahakam Ulu.
Suhaimi juga mencatat bahwa untuk bulan Januari hingga Februari 2025, sudah ada sekitar 30 pengajuan perceraian yang diterima. Di antara perkara-perkara tersebut, tidak hanya masyarakat umum yang mengajukan, tetapi juga terdapat beberapa kasus dari Aparatur Sipil Negara (ASN).
Penulis: Ichal
Editor: Nicha R
