Catatan Rizal Effendi
SAYA menaruh hormat kepada Pendeta Elmun Rumahorbo M Min. Dia tidak sekadar pendeta, tapi juga tokoh yang membawa kesejukan setidaknya di Kaltim.
Tokoh yang penuh perhatian terhadap keutuhan bangsa dan masyarakat. Karena itu ketika saya mendapat kabar ada acara perpisahan di aula Gereja Katholik Santa Theresia Prapatan, hari Rabu (1/6) lalu saya sangat sedih. Dia harus pindah. Karena ditugaskan di tempat baru, di Kalimantan Barat.
“Sebenarnya ini acara silaturahmi warga Batak yang digagas Parna, tapi sekalian dengan Bapak Pendeta Elmun Rumahorbo,” kata Gibson Saragih, sang ketua. Parna atau Punguan Pomparan Naiambaton Boru, Bere Dohot Ibebera adalah wadah gabungan dari berbagai marga dari Sumatera Utara.
Pendeta Elmun Rumahorbo bertugas di HKBP Distrik XXVI Borneo, yang berpusat di Kota Balikpapan. Tapi dia lebih dikenal sebagai ketua umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Balikpapan. Masa tugasnya masih beberapa tahun lagi.
Namanya menjadi terkenal dan viral ketika terjadi ledakan bom di depan Gereja Oikumene di Jln Ciptomangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan, Samarinda, Minggu, 13 November 2016, yang lalu.
Kebetulan Pendeta Rumahorbo memimpin ibadah di tempat tersebut. Saat itu, kidung baru saja selesai dilantunkan. Pendeta Elmun memimpin puluhan jemaat gereja membacakan doa di akhir rangkaian ibadah dengan khidmat.
Tiba-tiba ada seseorang yang belakangan diketahui bernama Juhanda alias Jo (32) melemparkan bom molotov ke sejumlah motor yang parkir di depan gereja. Ledakan pun terjadi. Akibatnya, selain merusak kendaraan yang ada di situ, juga membuat 4 anak yang tengah bermain ikut terkapar.
Masyarakat yang mengetahui pelakunya warga tak jauh dari gereja langsung melakukan pengejaran. Karena terdesak, Juhanda loncat ke Sungai Mahakam, yang tak jauh dari lokasi kejadian. Dia tak berkutik ketika dikepung warga dari atas sungai, sehingga berhasil ditangkap basah.
Ketika warga dengan amarah meluap berteriak tangkap dan bunuh, Pendeta Elmun Rumahorbo kontan mencegah. Dengan suara lantang ia meminta agar pelaku langsung dibawa ke markas Polresta Samarinda saja untuk dilakukan pemeriksaan. Biar hukum yang mengadilinya.
“Kami tidak mengizinkan adanya pemukulan, kami tidak mengizinkan adanya kekerasan, kita menanamkan cinta kasih dan itu kita khutbahkan,” kata Pendeta Elmun dengan lantang.
Syukur imbauan Pendeta Elmun Rumarhobo diterima warga, sehingga pelaku pemboman itu selamat. Warga tak jadi menghakimi sendiri. Sikapnya yang penuh cinta kasih itu dipuji semua orang. Pendeta Elmun diundang ke mana-mana termasuk dalam acara Indonesia Lawyers Club, yang dipandu Karni Ilyas di TvOne.
Menurut Pendeta Elmun, apa yang dilakukannya adalah ajaran cinta kasih yang diajarkan Tuhan kepada umat-Nya. “Saya ingin menjadi hamba Tuhan yang baik, gembala yang baik. Sebab gembala yang baik selalu akan menuntun dombanya ke air yang tenang dan hamparan rumput yang hijau,” begitu katanya.
“Salut buat Pak Pendeta Elmun. Meski kami berbeda keyakinan, saya tidak akan malu meniru jiwa besar beliau,” kata Al Ghazi dalam cuitannya @BANI ALGHAZI.
SERING DATANG
Saya akrab dengan Pendeta Elmun Rumahorbo. Dia selalu datang memberikan pandangan yang sejuk dan arif, baik ketika saya aktif menjadi wali kota maupun di saat saya sudah purnatugas. Berbagai aksi unjuk rasa yang terjadi di depan Pemkot dan DPRD baik dilakukan oleh organisasi mahasiswa atau lainnya, Pendeta Elmun selalu hadir.
Dia berusaha mengomunikasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam aksi unjuk rasa, sehingga tidak terjadi keributan atau tindakan di luar batas dari kedua pihak. “Tidak ada yang untung jika terjadi gesekan, justru bangsa ini atau kita masyarakat yang terpecah,” katanya mengingatkan.
Kehadiran Pendeta Elmun dalam berbagai aksi atau masalah yang bergesekan dari anak bangsa bukan diminta. Dia datang sendiri dan aktif bergerak. “Ini sudah panggilan hati. Saya mengemban tugas membawa kedamaian dan kesejukan,” katanya bersahaja.
Karena itu nama Pendeta Elmun atau Pendeta Rumahorbo sangat populer di kalangan mahasiswa dan berbagai paguyuban di Balikpapan. Dia juga menjadi mitra dan sering dimintai pertimbangan oleh aparat pemerintah dan aparat keamanan terutama dari kepolisian.
Dalam acara Dies Natalis ke-60 Gerakan Angkatan Muda Kristen (GAMKI) tingkat nasional yang dipusatkan di Balikpapan, April lalu, Pendeta Elmun didaulat menjadi ketua panitia. Berbagai acara digelar termasuk apel di lokasi titik nol Ibu Kota Nusantara (IKN) berlangsung lancar.
Saya juga sempat diminta menjadi pembicara membahas pembangunan IKN bersama Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Usep Setiawan dan mantan rektor Uniba Dr Piatur Pangaribuan.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragam (FKUB) Balikpapan Drs Muis Abdullah menilai Pendeta Elmun Rumahorbo menjadi mitra yang baik. “Saya kira beliau sudah memberikan kontribusi yang harmonis, baik untuk kehidupan umat beragama di Balikpapan maupun keutuhan masyarakat,” tambahnya.
Ketika saya datang ke acara silaturahmi Parna, Rabu lalu, Pendeta Elmun Rumahorbo sempat terkejut. “Wah surprise, siapa yang mengundang ya?,” katanya kaget. Selain sempat memperkenalkan putranya, Pendeta Elmun mendaulat saya ikut menari Tor Tor bersama warga Parna lainnya. Ya saya ikut saja, walaupun saya paling tidak bisa ikut bergoyang.
Saya senang kalau ketemu Pendeta Elmun Rumahorbo. Selain bisa banyak berdiskusi, penampilan dan perawakan wajahnya mengingatkan saya dengan ketua umum partai saya, Partai Nasdem, Surya Paloh. Horas!!! Salam Restorasi. (**)