BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan menggelar Gerakan Aksi Bergizi yang diikuti 1.300 remaja pelajar puteri se Kota Balikpapan. Tujuan utama gerakan ini adalah untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan bebas dari anemia serta mampu berprestasi di bidang akademik.
Kegiatan ini dibuka secara resmi Asisten III Bidang Administrasi Umum Pemkot Balikpapan, Andi Sri Juliarty mewakili Pjs Wali Kota Balikpapan, Ahmad Muzakkir di di BSCC Dome.
“Hari ini hanya perwakilan 1.300 orang remaja puteri saja. Tapi secara bersamaan seluruh sekolah melaksanakan kegiatan ini,” ujar Andi Sri Juliarty, Sabtu (19/10).
Lebih lanjut Andi Sri Juliarty menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan untuk aksi bergizi untuk kesekian kalinya untuk seluruh remaja putri se Kota Balikpapan. Dimana, kegiatan ini juga merupakan amanat dari Pemerintah pusat, jadi seluruh Indonesia melaksanakan aksi bergizi.
“Kegiatan ini akan berjalan terus sampai tahun ketiga. Dan Pemkot menitip pesan agar sudah bisa dianalisis data kadar hemoglobin remaja putri mulai dari tahun 2021-2023. Dan kita sudah bisa melihat program ini efektif untuk mencegah anemia pada remaja putri,” jelasnya.
Menurutnya, remaja puteri yang mengikuti gerakan ini langsung diperiksa kadar hemoglobinnya dan diharapkan berada diantara 12-15 gram persen.
Sementara itu, Kepala DKK Balikpapan Alwiati mengatakan, kegiatan ini merupakan program dari pemerintah untuk mendukung peningkatan kualitas kesehatan generasi muda, terutama para pelajar. “Tujuan utama gerakan aksi bergizi ini untuk menciptakan generasi muda yang sehat. Bebas dari anemia serta mampu berprestasi di bidang akademik,” ujarnya.
Program ini menyasar sekolah-sekola, khususnya tingkat SMP, SMA/SMK. Karena masa remaja adalah periode yang krusial dalam pertumbuhan dan perkembangan. “Gerakan ini penting dalam pencegahan stunting, dengan fokus pada pemenuhan gizi remaja, terutama remaja putri,” jelasnya.
Sedangkan Puskesmas melakukan pemeriksaan kadar HB terhadap 33,71 persen pelajar putri yang bersangkutan. Dimana, kadar HB diperiksa dengan mengambil sedikit darah pada ujung jari. “Hasilnya 2,4 persen atau sekitar 500 pelajar putri SMP dan SMA sederajat di Balikpapan mengalami anemia atau kurang darah,” tambahnya.
Masalah ini harus menjadi perhatian serius orangtua dan seluruh pihak terkait. Penyakit anemia bisa berdampak pada kesuburan kandungan dan mengakibatkan stunting pada bayi yang dikandung penderita anemia.
“Marilah kita kerjasama dukung agar anak anak ini bisa naik kadar HB nya dengan ikuti pola asupan gizi sesuai usia. Dan semoga tidak bertambah lagi karena anemia kronis berpotensi lahirkan anak stunting atau anak yang kondisi tubuhnya ditandai dengan kurang tinggi bila dibandingkan dengan anak-anak seusianya,” tutupnya.
Penulis: Aprianto