spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pemkab Kutim Dorong Pertanian Jadi Agroindustri

SANGATTA – Arah kebijakan pembangunan Kutai Timur (Kutim) dominan mendorong sektor agrobisnis dan agroindustri. Sektor di bidang pertanian itu dianggap dapat menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi daerah.

Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengatakan, Pemkab Kutim ingin memaksimalkan sektor agroindustri. Rancangan awal ketika kabupaten ini berdiri katanya, memang menyasar sektor tersebut. Apalagi Kutim memiliki perkebunan kelapa sawit yang cukup luas. “Kami sebagai pemerintah akan terus mendorong sektor agroindustri ini dapat tumbuh di Kutim,” ucap Ardiansyah, Rabu (2/3/2022).

Alasan lainnya kata Ardiansyah, berkaitan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kutim. Saat ini sudah masuk skema tahun ke-5 dari 25 tahun perencanaan. Dalam rancangan itu, desain globalnya adalah menumbuhkan sektor agrobisnis dan agroindustri.
“Jadi sangat memungkinkan adanya perkembangan dan pembangunan daerah bertumpu pada sektor itu,” tuturnya.

Dia mengatakan, ada perkebunan kelapa sawit yang mencapai 450 ribu hektare. Ditambah 34 unit pabrik Crude Palm Oil (CPO). Kutim sudah dipastikan memiliki potensi membangun agroindustri. Pemkab Kutim pun sudah mengembar-gemborkan upaya membangun pabrik pengolahan CPO. “Karena itu penting bagi Kutim untuk memulai hilirisasi pengolahan sawit menjadi produk turunan yang siap jual,” katanya.

BACA JUGA :  Usai Sosialisasi 4 Pilar, Abah Nanang Serahkan Gajinya ke Santri Tidak Mampu

Tidak hanya itu, Pemkab juga menyiapkan daya dukung lainnya. Salah satunya penyuluh pertanian, peternakan dan perkebunan. Arahnya agar pada tingkat petani, para penyuluh bisa mengembangkan program yang telah disusun. “Paling tidak mengikuti program yang telah disusun instansi terkait,” imbuhnya.

Menurutnya, peran penyuluh juga tidak kalah penting. Sebab hasil pertanian secara luas dapat digenjot jika kapasitas penyuluh dan program yang dicanangkan dapat sejalan. Apalagi teknologi yang terus berkembang dan tentunya dapat dimanfaatkan.
“Tinggal bagaimana menyesuaikan dengan kondisi masing-masing desa. Jadi arah perkembangan pertanian dalam arti luas dapat terukur,” tuturnya.

Ia juga ingin para petani dapat mandiri. Hasil pertanian yang digarap dapat terserap pasar dengan mudah. Hingga perputaran ekonomi dari bidang pertanian bergerak pada berbagai sisi. “Jadi petani dapat mengolah lahannya dengan baik, industri skala besar juga berjalan,” tutupnya. (ref)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img