spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pemkab Kutim bersama Serikat Buruh Kompak Rayakan May Day

SANGATTA – Hari Buruh atau May Day yang diadakan di Kutai Timur (Kutim), khususnya di Kota Sangatta, terlihat lebih kondusif. Hal ini karena seluruh buruh yang tergabung dalam delapan organisasi serikat buruh berkumpul di area Polder Ilham Maulana pada Senin (1/5/2023) kemarin. Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, Kapolres AKBP Ronny Bonic, Ketua DPRD Joni, perwakilan FKPD, para ketua organisasi, dan ratusan buruh yang antusias hadir.

Setelah acara, Bupati Ardiansyah Sulaiman mengatakan bahwa 1 Mei adalah Hari Buruh Internasional, yaitu hari raya bagi para buruh yang selalu diisi dengan acara berkumpul, bersilaturahmi, dan menyampaikan aspirasi kepada pemerintah.

“Alhamdulillah, Pemkab Kutim dan Forkompinda mengemas hari buruh ini dengan baik. Mereka mengundang seluruh organisasi buruh yang ada di Kutim untuk melakukan kebersamaan atau silaturahmi,” ucap orang nomor satu di Pemkab Kutim itu.

Dengan berkumpul bersama, kata Ardiansyah, keceriaan dan berbagi informasi bersama buruh terjalin lebih baik. Terlebih lagi, acara ini dirangkai dengan pembagian doorprize dua unit motor bagi yang beruntung.

“Ini luar biasa, saya sangat mengapresiasi semua buruh. Mereka sangat senang karena mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan ini,” ungkap Ardiansyah.

Ia juga menyampaikan bahwa acara ini dirangkai dengan donor darah dan diakhiri dengan agenda diskusi bersama buruh dengan pihak-pihak yang terkait di pusat dan pemangku kebijakan lainnya.

“Kita memberikan waktu dan ruang, mudah-mudahan dalam diskusi nanti kita bisa memberikan masukan dan diterima,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia, Hamka, mengatakan ada enam tuntutan mereka di May Day kali ini.

“Pertama, cabut UU Nomor 6 Tahun 2023 dan seluruh PP turunannya, segera terbitkan Perbup terkait Sistem Perekrutan Tenaga Kerja, hapus Sistem Kerja Kontrak dan Outsourcing. Kemudian, hentikan upah murah, berlakukan Upah Layak Nasional (ULN), wujudkan reformasi agraria sejati, hentikan perampasan Tanah Adat serta sumber-sumber agraria lainnya, dan yang terakhir, hentikan kriminalisasi aktivis,” singkatnya. (Rkt1)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti