spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pemindahan IKN: Peluang dan Tantangan bagi Ekonomi Kalimantan

JAKARTA adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki penduduk padat hingga 10,56 juta jiwa pada tahun 2020. Populasi tersebut menyebabkan banyak masalah yang terjadi di kota besar, seperti kemacetan yang terjadi setiap hari, polusi, dan banjir.

Rencana perpindahan ibu kota sudah berlangsung lama hingga akhirnya pada tanggal 26 Agustus 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan secara langsung perpindahan ibu kota negara ke wilayah provinsi Kalimantan Timur.

Pemindahan ibu kota negara (IKN) sebenarnya menjadi hal yang sangat efektif karena adanya pemerataan ekonomi Indonesia. Aktivitas pemerintahan yang berpusat di Pulau Jawa, terutama di DKI Jakarta, tentu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di masing-masing wilayah Indonesia.

Terdapat pandangan seorang dosen yakni Dr. Mohamad Ikhram bin Mohamad Ridzuan dari Universitas Malaysia Sabah yang merupakan dosen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Humaniora.

Ia beranggapan bahwa pemindahan IKN berdampak positif bagi masyarakat dan negara. Pemindahan IKN sendiri tidak tanpa alasan karena Joko Widodo pasti sudah melihat potensi dari Kalimantan, terutama dari segi sumber daya manusia yang cukup banyak dan memadai. Dampak stabilitas ekonomi masih bisa diatasi dengan baik mengingat ini adalah masa peralihan IKN dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

BACA JUGA :  Catatan SMSI Jelang 2024: Soal Media, Jokowi Masih Adil 

Selain itu, dalam banyak permasalahan atau isu yang terjadi, masyarakat juga menjadi poin penting dalam mengatasi permasalahan tersebut. Masyarakat sangat penting, contohnya kita perlu mengedukasi masyarakat Kalimantan tentang IKN itu sendiri agar mereka siap dengan peralihan ibu kota.

Dari banyaknya isu yang terjadi, kita tidak bisa menghilangkan atau menahan isu tersebut, tapi hanya bisa meminimalisirnya. Selanjutnya, pemindahan IKN memiliki dampak positif untuk negara lain, contohnya Malaysia, karena dari situ Indonesia dan Malaysia dapat bekerja sama dalam teknologi ‘smart city’ dan ekonomi.

Namun, dampak negatifnya adalah berkurangnya buruh di Malaysia karena semua akan pindah ke Kalimantan yang dekat dengan tempat tinggal buruh tersebut. Dampak tersebut akan merugikan perekonomian Malaysia karena perpindahan IKN.

Menurut pendapat saya terhadap potensi ekonomi dari pandangan Malaysia, dampak yang terjadi tidak selamanya positif atau negatif karena setiap potensi yang terjadi pasti memiliki dampaknya tersendiri.

Dalam permasalahan ekonomi di Indonesia juga pasti akan menemukan dampak negatifnya, seperti banyaknya buruh yang datang akan memungkinan lapangan kerja semakin sedikit bahkan akan berkurang dan berujung penurunan ekonomi di Indonesia. Hal tersebut juga bisa terjadi di Malaysia. Jadi, dari semua dampak yang mungkin terjadi, kita perlu mempertimbangkan pendapat masyarakat juga. (*)

BACA JUGA :  Wujudkan Harmonisasi Komunikasi Antar Budaya di Era New Normal

Penulis: Hasyifah Fitri Nur Amalina, Mahasiswi Prodi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Mulawarman

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img