PPU – Pemkab Penajam Paser Utara (PPU) tak tinggal diam soal turunnya debit air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sepaku, potensi dampak beroperasinya Bendungan Sepaku-Semoi. Salah satu langkah yang ditempuh ialah membuka komunikasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan.
IPA tersebut berada di bawah pengelolaan Perumda Air Minum (PAM) Danum Taka. Potensi yang dinilai bakal terjadi ialah penurunan debit air dari 30 liter per detik, turun menjadi 20 liter per detik sejak bangunan pendukung Ibu Kota Nusantara (IKN) itu berfungsi Juli 2023 mendatang.
“Perkiraan awal, penurunan tersebut terjadi akibat pengisian yang dilakukan di bendungan Sepaku Semoi,” ujar Plt Asisten II Setkab PPU, Nicko Herlambang, Minggu (19/3/2023).
Dari komunikasi dengan BWS Kalimantan, diharapkan dapat mencari solusi bersama agar dampak yang dirasakan masyarakat PPU di Sepaku tidak terjadi. Termasuk tidak menganggu jalannya persiapan pemindahan IKN.
Langkah awal untuk mengurai permasalahan ini, lanjut Nicko, ialah dengan melakukan pengecekan langsung ke IPA Sepaku. Dari sanalah nanti diharapkan juga ada tindakan yang diambil untuk mengantisipasi hal tersebut.
“Kami diskusikan kepada BWS, bagaimana supaya kebutuhan bisa terpenuhi. Apakah perlu dibikin tanggul tambahan untuk menaikkan muka airnya,” jelasnya.
Selain itu pula, Nicko menyebutkan juga menyampaikan saran agar masyarakat PPU di Sepaku bisa kebagian air bersih dari dua bendungan yang dibangun saat ini. Baik dari Intake Sungai Sepaku, maupun dari Bendungan Sepaku Semoi.
“Tadi juga kita sudah diskusi tentang nasib PDAM kita pasca diambil alih Otorita, bagaimana asetnya dan sambungan kepada masyarakat,” pungkasnya. (ADV/SBK)